Cari Disini / Search Here

Google
 

Sunday, December 30, 2007

Letak Kecantikan Wanita

Untuk membentuk bibir yang menawan, ucapkanlah kata-kata kebaikan. Untuk mendapatkan mata yang indah, carilah kebaikan pada setiap orang yang anda jumpai. Untuk mendapatkan bentuk badan yang langsing, bagikanlah makanan dengan mereka yang kelaparan. Untuk mendapatkan rambut yang indah, mintalah seorang anak kecil untuk menyisirnya dengan jemarinya setiap hari. Untuk mendapatkan sikap tubuh yang indah, berjalanlah dengan segala ilmu pengetahuan, dan kamu nggak akan pernah berjalan sendirian.

Manusia, jauh melebihi segala ciptaan lain. Perlu senantiasa berubah, diperbaharui, dibentuk kembali, dan diampuni. Jadi, jangan pernah kecilkan seseorang dari hatimu. Apabila kamu udah melakukan semuanya itu, ingatlah senantiasa. Jika suatu ketika kamu memerlukan pertolongan, akan senantiasa ada tangan terulur. Dan dengan bertambahnya usia, kamu akan semakin mensyukuri telah diberi dua tangan, satu untuk menolong diri mu sendiri dan satu lagi untuk menolong orang lain.

Kecantikan wanita bukan terletak pada pakaian yang dikenakan, bukan pada bentuk tubuh, atau cara dia menyisir rambutnya. Kecantikan wanita terdapat pada mata, cara dia memandang dunia. Karena di matanya terletak gerbang menuju ke setiap hati manusia, di mana cinta dapat berkembang. Kecantikan wanita bukan pada kehalusan wajah. Tetapi pada kecantikan yang murni, terpancar pada jiwanya, yang dengan penuh kasih memberikan perhatian dan cinta. Dan kecantikan itu akan tumbuh sepanjang waktu. Kecantikan wanita ada pada sikap lembutnya, yang terpancar dari keihlasan hati dalam merawat dan menjaga keluarga.

"Wanita yang cantik adalah wanita yang bisa menjaga harga dirinya."

Wednesday, October 10, 2007

Mengundang Kehadiran Malaikat di Rumah

Tak seorang muslimpun yang tidak menginginkan rumah mereka senantiasa dihadiri oleh para malaikat Allah dan dijauhkan dari syetan. Sebab kehadiran mereka di rumah mereka akan melahirkan aura ketenteraman dan kesejukan dan kedamaian ruhani yang mengalir di rumah itu. Kehadiran mereka akan membuat rumah kita laksana surga.

Namun adalah rumah-rumah yang disenangi para malaikat itu? Jawabannya pasti ada. Sebab diantara para malaikat itu ada yang sengaja keliling untuk menebarkan rahmat dan kedamaian di tengah manusia sebagaiamna syetan berkeliling untuk menebarkan kejahatan di tengah mereka.

Lalu rumah mana saja yang akan dihadiri para malaikat itu? Berikut rumah-rumah yang dihadiri oleh malaikat.

Diantaranya adalah :

1. Rumah yang diliputi dzikir kepada Allah yang di dalamnya ada ruku dan sujud
2. Rumah yang senantiasa bersih
3. Rumah yang penghuninya adalah orang-orang yang jujur dan menepati janji
4. Rumah yang dihuni oleh orang-orang yang senantiasa menyambung tali silaturahim
5. Rumah yang dihuni oleh orang yang makanannya halal
6. Rumah yang dihuni oleh orang yang senantiasa berbuat baik kepada kedua orang tuanya.
7. Rumah yang senantiasa ada tilawah Al-Quran
8. Rumah yang dihuni oleh para penuntut ilmu
9. Rumah yang penghuninya ada isteri salehah
10. Rumah yang bersih dari barang-barang haram
11. Rumah yang dihuni oleh orang yang rendah hati, sabar, tawakal, qana’ah, dermawan pemaaf yang senantiasa bersih lahir batin dan para penghuninya makan tidak terlalu banyak

Di bawah ini akan saya paparkan beberapa dalil yang menunjukkan pada hal di atas : Mengenai orang-orang yang berada dalam majlis dzikir Rasulullah bersabda : Jika kalian melewati kebun-kebun surga maka mampirlah di tempat itu! Para sahabat berkata, “Apa yang dimaksud dengan kebun-kebun surga itu wahai Rasulullah?” Nabi bersabda, “Kelompok manusia yang berdzikir. Karena sesungguhnya Allah memiliki malaikat-malaikat yang senantiasa keliling mencari kelompok manusia yang berdzikir dan jika mereka datang ke tempat mereka malaikat itu dan mengitarinya, hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Umar sebagaimana disebutkan oleh An-Nawawi dalam buku Al-Adzkar. Dalam hadits lain disebutkan bahwa Rasulullah bersabda :

“Tidaklah sekali-kali sebuah kaum duduk dengan berdzikir kepada Allah kecuali mereka akan dikelilingi malaikat dan akan disirami rahmat dan akan turun kepada mereka ketenangan. Allah akan menyebutkan tentang mereka pada malaikat yang ada di sisi-Nya” (HR. Muslim)

Ini semua menunjukkan bahwa dzikir kepada Allah di rumah kita akan menjadikan malaikat memasuki rumah kita dan akan berada dengan kita. Sebaliknya rumah yang dikosongkan dengan dari dzikir maka malaikat juga akan menjauhinya.

Sementara itu orang yang membaca Al-Quran disebutkan dalam sabdanya : “Sesungguhnya rumah itu akan terasa luas bagi penghuninya, akan datangi malaikat, dijauhi syetan dan akan membanjir pula kebaikan ke dalamnya, jika dibacakan Al-Quran di dalamnya. Sebaliknya, rumah itu akan terasa sempit bagi penghuninya, akan dijauhi malaikat dan akan didatangi syetan serta tidak akan banyak kebaikan di dalamnya, jika tidak dibacakan Al-Quran” (HR. Ad-Darimi).

Membaca Al-Quran dirumah dapat dilakukan sendiri-sendiri, bersama-sama (dalam Majelis Taklim) atau dengan cara memanfaatkan teknologi yang sekarang ada yaitu menggunakan peralatan Audio MP3. Membaca sendiri-sendiri maupun bersama-sama biasanya dilakukan untuk kurun waktu tertentu (beberapa jam). Kemudian dapat dilanjutkan dengan menggunakan peralatan Audio MP3, bacaan Al-Quran dapat diputar sepanjang malam. Tentu saja dengan suara yang tidak perlu terlalu keras, dan dapat disalurkan keseluruh ruangan kamar yang kita miliki dirumah menggunakan speaker yang dapat kita buat masing-masing disetiap ruangan.
Seperti diketahui, dimasyarakat awam beredar pendapat bahwa bayi dalam kandungan akan sangat baik diperdengarkan suara musik symphoni tertentu untuk alasan tertentu. Tapi ketahuilah, bahwa hal itu tidak Islami dan menyesatkan. Oleh karena itu, agar masyarakat kita tidak disesatkan dengan tindakan dan informasi yang menyesatkan seperti itu, maka hal tesebut harus kita perbaiki. Untuk ibu-ibu hamil, dengan menggunakan fasilitas tehnologi terbaru seperti peralatan audio MP3, kita bisa perdengar kepada ibu bayi dan bayi dalam kandungan, suara bacaan / Murotal Al-Quran. Insya Allah, hal ini akan sangat baik bagi pertumbuhan jiwa dan raganya, baik semasa dalam kandungan maupun setelah lahir. Karena sejak dalam kandungan, bayi telah diperkenalkan dengan Kalimatullah. Begitu pula, bila didalam rumah tinggal kita juga perdengarkan bacaan Al-Quran.

Dengan membaca Al-Quran maka akan turun malaikat rahmat, akan datang kebaikan akan muncul ketenangan di dalam rumah kita. Rumah yang tidak ada bacaan Al-Quran maka ketahuilah bahwa rumah itu sebenarnya telah menjadi kuburan walaupun penghuninya masih bernyawa.

Tentang orang yang rajin menjalin silaturahmi, disebutkan dari Abu Hurairah bahwa seorang lelaki pergi untuk mengunjungi saudaranya di sebuah desa yang lain. Maka segera diperintahkan kepada malaikat untuk menemani orang itu. Tatkala malaikat bertemu dengan orang tadi maka dia bertanya : Kemana engkau akan pergi? Lelaki itu menjawab : Aku akan pergi mengunjungi saudara saya di desa itu! Malaikat itu bertanya :

Apakah kau memiliki suatu nikmat yang akan kau berikan padanya? Orang itu berkata : Tidak, saya mengunjunginya semata karena saya mencintainya karena Allah! Malaikat itu berkata : “Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu. Allah telah mencintaimu sebagaimana kau mencintai orang itu” (HR. Muslim)

Mengenai penuntut ilmu yang dinaungi sayap malaikat Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya malaikat membentangkan sayapnya untuk para penuntut ilmu karena suka dengan apa yang sedang dia tuntut” (HR. Tirmidzi).

Tentang rumah orang dermawan yang akan dimasuki malaikat disebutkan dalam sebuah hadits bahwa malaikat akan senantiasa mendoakan mereka : Rasulullah Saw bersabda, “Tiap-tiap pagi malaikat turun, yang satu mendo’akan, “Ya Allah beri gantilah untuk yang menderma, dan yang lain berdo’a, Ya Allah Musnahkan harta si bakhil.”

Rumah-rumah yang di dalamnya ada kejujuran, ada kasih sayang, amanah, ada syukur dan sabar ada taubat dan istighfar akan senantiasa terbuka untuk dimasuki para malaikat sedangkan rumah-rumah yang selain itu maka maka malaikat akan menjauhi rumah tadi.
Rumah-rumah yang akan dijauhi malaikat misalnya, rumah yang di dalamnya ada anjing, ada patung-patung dan gambar-gambar, dan ada bau busuk di rumah itu.

Islam adalah agama yang cinta kebersihan sehingga mengingatkan bahayanya memiliki anjing, bahkan melarang memelihara anjing kecuali untuk kepentingan penjagaan keamanan atau pertanian. Tidak sedikit nash hadits yang menyatakan bahwa malaikat rahmat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan pahala pemilik anjing akan susut atau berkurang. Rasulullah bersabda: “ Malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan juga tidak memasuki rumah yang didalamnya terdapat gambar (patung)" [HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa'i dan Ibnu Majah]

Ibnu Hajar berkata : "Ungkapan malaikat tidak akan memasuki...." menunjukkan malaikat secara umum (malaikat rahmat, malaikat hafazah, dan malaikat lainnya)". Tetapi, pendapat lain mengatakan : "Kecuali malaikat hafazah, mereka tetap memasuki rumah setiap orang karena tugas mereka adalah mendampingi manusia sehingga tidak pernah berpisah sedetikpun dengan manusia. Pendapat tersebut dikemukakan oleh Ibnu Wadhdhah, Imam Al-Khaththabi, dan yang lainnya.

Sementara itu, yang dimaksud dengan ungkapan rumah pada hadits di atas adalah tempat tinggal seseorang, baik berupa rumah, gubuk, tenda, dan sejenisnya. Sedangkan ungkapan anjing pada hadits tersebut mencakup semua jenis anjing. Imam Qurthubi berkata : "Telah terjadi ikhtilaf di antara para ulama tentang sebab-sebabnya malaikat rahmat tidak memasuki rumah yang didalamnya terdapat anjing. Sebagian ulama mengatakan karena anjing itu najis, yang lain mengatakan bahwa ada anjing yang diserupai oleh setan, sedangkan yang lainnya mengatakan karena di tubuh anjing menempel najis.” Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu 'anha mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengadakan perjanjian dengan Jibril bahwa Jibril akan datang. Ketika waktu pertemuan itu tiba, ternyata Jibril tidak datang. Sambil melepaskan tongkat yang dipegangnya, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Allah tidak mungkin mengingkari janjinya, tetapi mengapa Jibril belum datang ?" Ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menoleh, ternyata beliau melihat seekor anak anjing di bawah tempat tidur. "Kapan anjing ini masuk ?" tanya beliau. Aku (Aisyah) menyahut : "Entahlah". Setelah anjing itu dikeluarkan, masuklah malaikat Jibril. "Mengapa engkau terlambat ? tanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada Jibril. Jibril menjawab: "Karena tadi di rumahmu ada anjing. Ketahuilah, kami tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan gambar (patung)" [HR. Muslim].

Malaikat rahmat pun tidak akan mendampingi suatu kaum yang terdiri atas orang-orang yang berteman dengan anjing. Abu Haurairah Radhiyallahu 'anhu mengatakan bahwa Rasulullah bersabda : “ Malaikat tidak akan menemani kelompok manusia yang di tengah-tengah mereka terdapat anjing". [HR Muslim]

Imam Nawawi mengomentari hadits tersebut : "Hadits di atas memberikan petunjuk bahwa membawa anjing dan lonceng pada perjalanan merupakan perbuatan yang dibenci dan malaikat tidak akan menemani perjalanan mereka. Sedangkan yang dimaksud dengan malaikat adalah malaikat rahmat (yang suka memintakan ampun) bukan malaikat hafazhah yang mencatat amal manusia. [Lihat Syarah Shahih Muslim 14/94]

Malaikat juga tidak suka masuk rumah yang berbau tidak sedap. Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa yang memakan bawang putih, bawang merah, dan makanan tidak sedap lainnya, maka jangan sekali-kali ia mendekati (memasuki) masjid kami, oleh karena sesungguhnya para malaikat terganggu dari apa-apa yang mengganggu manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Juga adanya penghuni rumah yang mengancam saudaranya (muslim) dengan senjata. Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa mengarahkan (mengancam) saudaranya (muslim) dengan benda besi (pisau misalnya), maka orang itu dilaknat oleh malaikat, sekalipun orang itu adalah saudara kandungnya sendiri.” (HR Muslim).

Kita semua berharap rumah kita akan senantiasa dikelilingi malaikat dan dijauhkan dari syetan laknat. Maka tidak ada cara lain bagi kita kecuali senantiasa meningkatkan bobot dan kapasitas keimanan, keislaman dan keihsanan kita, setiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun. Peningkatan ini kita butuhkan karena hidup ini tidak pernah henti berputar. Waktu kita terus bergulir dan kita tidak bisa menghentikannya. Umur kita terus mengkerut dan kita tidak bisa lagi merentangnya. Hanya ada satu kata dalam kehidupan kita : beramal saleh dengan segera, tanpa ditunda!!

Tuesday, October 9, 2007

Keutamaan Puasa Enam Hari di Bulan Syawal


Abu Ayyub al-Anshari radhiallaahu 'anhu meriwayatkan, Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa berpuasa penuh di bulan Ramadhan lalu menyambungnya dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka (pahalanya) seperti ia berpuasa selama satu tahun." (HR. Muslim)

Imam Ahmad dan an-Nasa'i, meriwayatkan dari Tsauban, Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Puasa Ramadhan ganjarannya sebanding dengan (puasa) sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari (di bulan Syawal, pahalanya) sebanding dengan (puasa) dua bulan, maka bagaikan berpuasa selama setahun penuh." (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hubban dalam "Shahih" mereka)

Dari Abu Hurairah radhallaahu 'anhu, Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa berpuasa Ramadhan lantas disambung dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia bagaikan telah berpuasa selama setahun." (HR. al-Bazzar)

Pahala puasa Ramadhan yang dilanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal menyamai pahala puasa enam hari penuh, karena setiap hasanah (kebaikan) diganjar sepuluh kali kelipatannya, sebagaimana telah disinggung dalam hadits Tsauban di muka.

Membiasakan puasa setelah Ramadhan memiliki banyak manfa'at, di antaranya:

1. Puasa enam hari di bulan Syawal setelah Ramadhan, merupakan pelengkap dan penyempurna pahala dari puasa setahun penuh.

2. Puasa Syawal dan Sya'ban bagaikan shalat sunnah rawathib, berfungsi sebagai penyempurna dari kekurangan, karena pada hari Kiamat nanti perbuatan-perbuatan fardhu akan disempurnakan (dilengkapi) dengan perbuatan-perbuatan sunnah. Sebagaimana keterangan yang datang dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam di berbagai riwayat. Mayoritas puasa fardhu yang dilakukan kaum muslimin memiliki kekurangan dan ketidaksempurnaan, maka hal itu membutuhkan sesuatu yang menutupi dan menyempurnakannya.

3. Membiasakan puasa setelah Ramadhan menandakan diterimanya puasa Ramadhan, karena apabila Allah Ta'ala menerima amal seseorang hamba, pasti Dia menolongnya dalam meningkatkan perbuatan baik setelahnya. Sebagian orang bijak mengatakan, "Pahala amal kebaikan adalah kebaikan yang ada sesudahnya." Oleh karena itu barangsiapa mengerjakan kebaikan kemudian melanjutkannya dengan kebaikan lain, maka hal itu merupakan tanda atas terkabulnya amal pertama. Demikian pula sebaliknya, jika seseorang melakukan sesuatu kebaikan lalu diikuti dengan yang buruk, maka hal itu merupakan tanda tertolaknya amal yang pertama.

Puasa Ramadhan - sebagaimana disebutkan di muka- dapat mendatangkan maghfirah atas dosa-dosa masa lalu. Orang yang berpuasa Ramadhan akan mendapatkan pahalanya pada hari Raya Iedul Fithri yang merupakan hari pembagian hadiah, maka membiasakan puasa setelah Iedul Fithri merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat ini. Dan sungguh tak ada nikmat yang lebih agung dari pengampunan dosa-dosa.

oleh karena itu termasuk sebagian ungkapan rasa syukur seorang hamba atas pertolongan dan ampuan yang telah dianugerahkan kepadanya adalah dengan berpuasa setelah Ramadhan. Tetapi jika ia justru mengggantinya dengan perbuatan maksiat, maka ia termasuk kelompok orang yang membalas kenikmatan dengan kekufuran. Apabila ia berniat pada saat melakukan puasa untuk kembali melakukan maksiat lagi, maka puasanya tidak akan terkabul, ia bagaikan orang yang membangun sebuah bangunan megah lantas menghancurkannya kembali. Allah Ta'ala berfirman, "Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai lagi." (QS. an-Nahl: 92)

5. Dan di antara manfa'at puasa enam hari di bulan Syawal adalah amal-amal yang dikerjakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya pada bulan Ramadhan tidak terputus dengan berlalunya bulan mulia ini, selama ia masih hidup. Orang yang setelah Ramadhan berpuasa bagaikan orang yang cepat-cepat kembali dari pelariannya, yakni orang yang baru lari dari peperangan fi sabilillah lantas kembali lagi. Sebab tidak sedikit manusia yang berbahagia dengan berlalunya Ramadhan, sebab mereka merasa berat, jenuh dan lama berpuasa Ramadhan.

Barangsiapa yang mereka demikian maka sulit baginya untuk bersegera kembali melaksanakan puasa, padahal orang yang bersegera kembali melaksanakan puasa setelah Iedul Fithri merupakan bukti kecintaannya terhadap ibadah puasa, ia tidak merasa bosan dan berat apalagi benci.

Seorang ulama Salaf ditanya tentang kaum yang bersungguh-sungguh dalam ibadahnya di bulan Ramadhan tetapi jika Ramadhan berlalu mereka tidak bersungguh-sungguh lagi, beliau berkomentar, "Seburuk-buruk kaum adalah yang tidak mengenal Allah Ta'ala secara benar kecuali di bulan Ramadhan saja, padahal orang shalih adalah yang beribadah dengan sungguh-sungguh di sepanjang tahun."

Oleh karena itu sebaiknya orang yang memiliki hutang puasa Ramadhan memulai membayarnya di bulan Syawal, karena hal itu akan mempercepat proses pembebasan dirinya dari tanggungan hutangnya. Kemudian dilanjutkan dengan enam hari puasa Syawal. Dengan demikian telah melakukan puasa Ramadhan dan mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal. Ketahuilah amal perbuatan seorang mukmin itu tidak ada batasnya hingga maut menjemputnya. Allah Ta.a'a berfirman, "Dan sembahlah Tuhan-mu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)." (QS. al-Hijr: 99)

Dan perlu diingat pula bahwa shalat-shalat dan puasa serta shadaqah yang dipergunakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala pada bulan Ramadhan adalah disyari'atkan sepanjang tahun, karena hal itu mengandung berbagai macam manfaat, diantaranya; ia sebagai pelengkap dari kekuarangan yang terdapat pada fardhu, merupakan salah satu faktor yang mendatangkan mahabbah (kecintaan) Allah kepada Hamba-Nya, sebab terkabulnya doa, demikian pula sebagai sebab dihapuskannya dosa dan dilipatgandakannya pahala kebaikan dan ditinggikannya kedudukan. Hanya kepada Allah tempat memohon pertolongan, shalawat dan salam semoga tercurahkan selalu keharibaan Nabi, segenap keluar dan sahabat beliau.

Sumber: Risalah Ramadhan, Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim al-Jarullah.

Thursday, October 4, 2007

Mutiara Kisah : Rintihan Roh

Diriwayatkan: “Jika roh telah keluar dari tubuh manusia dan telah lewat tiga hari, maka roh itu berkata: “Wahai Tuhanku, perkenankanlah aku sehingga aku berjalan dan melihat tubuhku yang dahulu aku berada di dalamnya.” Maka Allah memperkenankan kepadanya. Lalu ia datang ke kuburnya dan melihat kepadanya dari jauh. Kedua lubang hidungnya dan mulutnya mengalir darah. Maka ia menangis dengan suatu tangisan yang cukup lama. Lalu ia merintih, aduuuh hai tubuhku yang miskin, wahai kekasihku. Ingatlah akan hari kehidupanmu. Rumah ini adalah rumah serigala, bala bencana, rumah yang sempit, rumah kesusahan dan penyesalan.

Setelah lewat lima hari roh berkata: “Wahai Tuhanku, perkenankanlah aku untuk melihat tubuhku.” Maka Allah memperkenankannya. Lalu ia datang ke kuburnya dan melihat dari jauh. Dan mengalirlah kedua lubang hidung dan mulutnya berupa air nanah.
Firman Allah SWT bermaksud:“Mereka tidak dapat berbicara pada hari roh (Jibril atau ruhul qudus) dan para malaikat berdiri dengan berbaris.” ( An-Naba’: 38)

Disebutkan dalam satu keterangan, bahawa yang dimaksud roh itu adalah rohnya anak Adam (manusia), dan keterangan yang lain mengatakan bahawa roh itu adalah rohnya malaikat Jibril as. Juga ada keterangan yang menyebutkan bahawa roh itu adalah rohnya Nabi Muhammad SAW yang berada di bawah Arasy, ia minta izin dari Allah di malam Lailatul Qadar untuk turun memberikan salam penghormatan kepada seluruh mukminin dan mukminat dan roh itu berjalan melalui mereka.

Ada pula yang menyebutkan bahawa roh itu adalah rohnya para kerabat yang sudah mati, mereka berkata: “Wahai Tuhan kami, semoga Engkau memperkenankan kami untuk turun ke rumah-rumah kami, sehingga kami melihat anak-anak kami dan ahli-ahli kami. Maka roh-roh itu turun pada malam Lailatul Qadar.

Sebagaimana Ibnu Abbas ra mengatakan: “Jika datang Hari Raya, hari Asyura’, hari Jumaat yang pertama dari bulan Rajab, malam Nisfu Sya’ban, Lailatul Qadar, dan malam Jumaat, roh-rohnya para mayat semua keluar dari kubur mereka dan mereka semua berdiri di pintu-pintu rumahnya seraya berkata: “Belas kasihanlah kamu semua kepada kami di malam yang berkah ini dengan sedekah satu suap, sebab kami memberikan sedekah. Jika kalian bakhil dengan sedekah, dan kamu sekalian tidak mahu memberikannya, maka hendaklah kalian mengingat kami dengan bacaan surah Al-Fatihah di malam yang penuh keberkahan ini.

Adakah seorang telah belas kasihan kepada kami, apakah dari salah seorang ada yang mengenangkan ratapan kami wahai orang yang menempati rumah-rumah kami, wahai orang yang menikmati wanita (isteri kami), wahai orang yang berdiri memperluas mahligai kami yang sekarang kami dalam kesempitan kubur kami, wahai orang yang membagi harta benda kami, wahai orang.yang menyiakan anak yatim kami. Adakah salah seorang dari kamu sekalian ada yang mengenang perantauan kami? Buku amal kami dilipat dan kitab amal kalian dibuka. Dan bukanlah bagi mayat yang berada dalam liang kubur melainkan pahalanya. Maka janganlah kalian melupakan kami dengan sebuku rotimu dan doamu, sebab kami orang-orang yang berhajat kepada kamu sekalian, selama-lamanya.
Jika mayat memperoleh sedekah dan doa dari mereka maka ia kembali dengan riang gembira, dan jika ia tidak memperoleh maka ia pulang dengan sedih dan duka serta terhalang, dan putus asa dari mereka. Telah diterangkan, bahawasanya roh dalam perkumpulan haiwan tidak dalam seluruh tubuh, tapi ia dalam satu bahagian dari beberapa bahagian yang tidak dapat ditentukan dengan dalil. Bahawasanya seorang dilukai dengan luka-luka yang banyak maka ia tidak mati. Dan ia dilukai dengan luka-luka satu maka ia menjadi mati. Sebab luka itu jika menimpa pada tempat di mana roh bertempat di mana roh di dalamnya, dan bahawasanya roh bertempat pada seluruh tubuh dan bahawasanya mati itu dalam seluruh tubuh, maka Firman Allah SWT menunjukkan:Katakanlah: “la akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama.”

(Yaa Siin: 79) Jika dikatakan, apakah bedanya antara roh dengan rawan? Maka kita katakan hahwa keduanya adalah satu. Keduanya tidak ada perbedaan, sebagaimana tubuh serta tangan adalah menjadi satu. Cuma kalau tangan dapat bergerak kesana kemari tapi kalau tubuh sama sekali tidak bergerak. Demikian pula rawan kesana kemari tapi sama sekali tidak bergerak.

Kemudian mengenai tempatnya roh di dalam tubuh tidak dapat ditentukan. Adapun tempatnya rawan di antara kedua alis. Maka jika roh itu hilang seorang hamba menjadi mati, dan jika rawan hilang ia menjadi tidur. Sebagaimana air yang dituangkan qas’ah dan ditaruh di rumah ada matahari yang sinarnya melalui lubang atap dan qas’ah itu tidak bergerak dari tempatnya.

Maka demikian halnya roh bertempat di dalam tubuh dan pusatnya berada di Arasy. Adapun rawan melihat dikala bermimpi dan ia berada di alam malakut.

Adapun tempatnya roh setelah dicabut, ada diterangkan bahawa tempatnya disengkala yang didalamnya terdapat lubang sejumlah bilangan haiwan-haiwan yang dijadikan sampai hari kiamat. Jika ia mendapat kenikmatan berada di situ dan jika mendapat azab maka di situ pula.

Ada disebutkan bahawa roh-roh para mukminin berada dalam telur burung yang hijau di syurga iliyyin, adapun rohnya orang-orang kafir berada dalam telur burung yang hitam di neraka. Dan ada dikatakan bahawa rohnya para mukminin ketika dicabut, maka para malaikat rahmat sama mengangkat membawa naik roh ke langit yang tujuh dengan memuliakan dan mengagungkan. Kemudian dipanggil Zat pemanggil dari sisi Allah yang Rahman: “Hendaklah kamu semua menulis roh itu dalam Illiyyin lalu kembalikanlah ke bumi.”

Maka mereka mengembalikan roh seorang mukmin ke dalam tubuhnya dan ia dibukakan pintu syurga, ia melihat tempatnya di syurga sampai datangnya hari kiamat.

Dan bahawasanya rohnya orang-orang kafir sewaktu dicabut maka para malaikat azab sama membawa naik roh itu ke langit dunia. Maka ditutuplah pintu-pintu langit yang lain dan ia diperintah mengembalikan ke tempat berbaring tubuhnya, kuburnya disempitkan dan ia dibukakan pintu neraka. Oleh kerananya ia melihat tempat kediamannya kelak sampai datangnya hari kiamat. Dalam hal ini sebagaimana pernah disabdakan Nabi SAW, sehingga bahawasanya mereka mendengar suara sandal-sandal kalian, hanya saja mereka terhalang dari berkata.

Sebahagian Hukama’ ditanya tentang tempat roh-roh setelah mati, maka ia menerangkan sebagai berikut:

1. Bahawasanya roh-roh para Nabi berada dalam Syurga Adn, ia berada dalam liang yang menyenangkan tubuhnya. Adapun tubuh bersujud kepada Tuhannya.
2. Roh-roh para Syuhada berada di syurga Firdaus, pada tengahnya syurga itu berada dalam telih burung yang hijau yang terbang di syurga sekehendak hatinya. Kemudian datang keqanadil yang digantungkan di Arasy.
3. Adapun roh-rohnya anak-anak kecil yang Islam berada dalam telih burung pipitnya Syurga.
4. Roh-rohnya para anak-anak musyrik berputar-putar di syurga dan ia tidak punya tempat, sampai hari kiamat. Lalu mereka melayani para mukminin.
5. Roh-rohnya orang-orang mukmin yang mempunyai hutang dan aniaya digantung diangkasa. Ia tidak sampai ke syurga dan tidak pula ke langit sampai ia membayar hutangnya dan penganiayaannya.
6. Roh-rohnya orang-orang Islam yang berdosa diazab dalam kubur beserta tubuhnya.
7. Roh-rohnya orang-orang kafir dan munafik dalam penjara neraka Jahannam dipintakan diwaktu pagi dan petang.

Dan disebutkan, bahawasanya roh adalah merupakan jisim yang halus. Oleh kerana itu tidak dapat dikatakan jika Allah itu mempunyai roh. Sebab mustahil kalau Allah mempunyai tempat seperti jisim-jisim. Dan dikatakan bahawa roh adalah merupakan sifat dan dikatakan pula kalau ia pecah jadi angin, maka kedua perkataan ini adalah perkataannya orang yang mengingkari adanya seksa kubur.

Ada diceritakan, bahawasanya seorang Yahudi datang kepada Nabi SAW, maka mereka bertanya kepada baginda tentang roh dari Ashabi Raqim dan dari Raja Dzil Qarnain. Dengan perdebatan Yahudi itu maka turunlah surah Al-Kahfi. Dan diturunkan tentang haknya roh adalah Firman Allah SWT.

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh, katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhanku.”(Yaa Siin: 79)

9 Jenis Anak Setan!!!

Umar al-Khattab r. a berkata, terdapat 9 jenis anak syaitan:

1. Zalituun

Duduk di pasar/kedai supaya manusia hilang sifat jimat cermat.
Menggoda supaya manusia berbelanja lebih dan membeli barang-barang yang tidak perlu.

2. Wathiin

Pergi kepada orang yang mendapat musibah supaya bersangka buruk terhadap Allah.

3. A'awan

Menghasut sultan/raja/pemerintah supaya tidak mendekati rakyat. Seronok dengan kedudukan/kekayaan hingga terabai kebajikan rakyat dan tidak mahu mendengar nasihat para ulama.

4. Haffaf

Berkawan baik dengan kaki botol. Suka menghampiri orang yang berada di tempat-tempat maksiat (cth: disko, kelab mlm & tempat yg ada minuman keras).

5. Murrah

Merosakkan dan melalaikan ahli dan orang yg sukakan muzik sehingga lupa kepada Allah. Mereka ini tenggelam dalam keseronokan dan glamour etc.

6. Masuud

Duduk di bibir mulut manusia supaya melahirkan fitnah, gosip, umpatan dan apa sahaja penyakit yg mula dari kata-kata mulut.

7. Daasim (BERILAH SALAM SEBELUM MASUK KE RUMAH...)

Duduk di pintu rumah kita. Jika tidak memberi salam ketika masuk ke rumah, Daasim akan bertindak agar berlaku keruntuhan rumahtangga (suami isteri bercerai-berai, suami bertindak ganas, memukul isteri, isteri hilang pertimbangan menuntut cerai, anak-anak didera dan pelbagai bentuk kemusnahan rumah tangga lagi).

8. Walahaan

Menimbulkan rasa was-was dalam diri manusia khususnya ketika berwuduk dan solat dan menjejaskan ibadat-ibadat kita yg lain.

9. Lakhuus

Merupakan sahabat orang Majusi yang menyembah api/matahari.

Keunikan Jari Jemari

Pelbagai hikmah dan tafsiran yang boleh diandaikan di sebalik jari anda yang lima. Cuba perhatikan perlahan-lahan jari anda. Luruskan ia ke hadapan dalam keadaan terbuka. Renung dalam-dalam. Kewajipan solat lima waktu jangan diabaikan.

Kemudian lekapkan jari itu di atas meja, perhatikan. Bermula daripada jari kelingking yang kecil dan kerdil, seperti manusia dan apa sahaja akan bermula daripada kecil kemudian besar dan terus membesar. Itulah > fitrah insan dan alam seluruhnya. Apa sahaja yang dilakukan mesti bermula daripada kecil. Bak kata pepatah "melentur buluh biarlah daripada rebungnya". Kegagalan mendidik di usia ini akan memberi kesan yang besar pada masa hadapan.

Naikkan kepada jari kedua, jari manis namanya. Begitu juga dengan usia remaja. Manisnya seperti jari yang comel mulus ini. Apatah lagi kiranya disarungkan dengan sebentuk cincin bertatahkan berlian, bangga tak terkira.. pada ketika ini, alam remaja menjengah diri.
Awas!! Di usia ini sentiasa dibelenggu dengan pelbagai cabaran dan dugaan. Hanya iman dan taqwa menunjuk jalan kebenaran. Pada usia ini, anda sudah baligh dan mukalaf. Pastinya sudah dipertanggungjawabkan segala amalan di hadapan Rabbul Jalil. Bersediakah anda??
Nah...naik kepada jari ketiga. Jari yang paling tinggi, jari hantu namanya. Zaman remaja ditinggalkan. Alam dewasa kian menjengah. Di peringkat umur 30-an ini seorang itu telah mempunyai status dan identiti dengan ekonomi yang kukuh serta kerjaya yang teguh. Namun, anda mesti berhati-hati kerana di kala ini banyak "hantu-hantu pengacau" yang datang menggoda. Hantu hasad dengki, hantu ego, hantu tamak, hantu iri hati dan seribu macam hantu lagi. Kalau gagal mengawal emosi lantas terus masuk ke jerangkap nafsu dan syaitan. Jesteru itu, amal ibadat mesti dilipatgandakan.

Kita beralih kepada jari telunjuk. Jari inilah yang mengungkap satu dan esanya Allah SWT ketika solat. Genggamkan kesemua jari dan keluarkan jari ini. Gagahnya ia sebagai penunjuk arah, menjadi contoh dan tauladan. Manusia yang berada di tahap usia ini, hendaklah tampil sebagai model kepada generasi baru dan pembimbing yang kaya dengan idea bernas dan minda yang hebat.

Akhir sekali, renung ibu jari. Ianya besar dan pendek tetapi menunjukkan kematangan dan kehebatan yang membanggakan. Tugasnya membenarkan sesuatu dan mentafsirkan pelbagai perkara. Bak kata orang Jawa "cap jempol" atau cap jari. Kalau dia ada, semua urusan berjalan lancar. Buat generasi muda, rujuk dahulu kepada orang tua atau yang berpengalaman. Sekiranya petunjuk mereka anda patuhi, nescaya anda boleh berkata "good" atau "yes" sambil menggengam semua jari dan angkat ibu jari ke atas itulah rahsia kejayaan anda.
Akhirul kalam, cuba lihat sekali lagi jari anda yang kelima. Renung dan fikir dalam-dalam.
Dimanakah anda sekarang???

Wednesday, September 26, 2007

Kemungkaran di Hari Raya Idul Fitri

Ketahuilah wahai saudaraku muslim - semoga Allah memberi taufik kepadaku dan kepadamu- sesungguhnya kebahagiaan yang ada pada hari-hari raya kadang-kadang membuat manusia lupa atau sengaja melupakan perkara-perkara agama mereka dan hukum-hukum yang ada dalam Islam. Sehingga engkau melihat mereka banyak berbuat kemaksiatan dan kemungkaran-kemungkaran dalam keadaan mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya !! Semua inilah yang mendorongku untuk menambahkan pembahasan yang bermanfaat ini dalam tulisanku, agar menjadi peringatan bagi kaum muslimin dari perkara yang mereka lupakan dan mengingatkan mereka atas apa yang mereka telah lalai darinya.


Di antara kemungkaran itu adalah :


Pertama: Berhias dengan mencukur jenggot


Perkara ini banyak dilakukan manusia. Padahal mencukur jenggot merupakan perbuatan yang diharamkan dalam agama Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagaimana ditunjukkan dalam hadits-hadits yang shahih yang berisi perintah untuk memanjangkan jenggot agar tidak tasyabbuh (menyerupai) orang-orang kafir yang kita diperintah untuk menyelisihi mereka. Selain berkaitan dengan hal itu, memanjangkan jenggot termasuk fithrah (bagi laki-laki) yang tidak boleh kita rubah. Dalil-dalil tentang keharaman mencukur jenggot terdapat dalam kitab-kitab Imam Madzhab yang empat yang telah dikenal [Lihat Fathul Bari 10/351, Al-Ikhtiyar Al-Ilmiyah 6, Al-Muhalla 2/220, Ghidza'ul Albab 1/376 dan selainnya]


Kedua : Berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahramnya


Ini merupakan bencana yang banyak menimpa kaum muslimin, tidak ada yang selamat darinya kecuali orang yang dirahmati Allah. Perbuatan ini haram berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam (yang artinya): “Seseorang ditusukkan jarum besi pada kepalanya adalah lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya" [Hadits Shahih, Lihat takhrijnya secara panjang lebar dalam Juz'u Ittiba' as-Sunnah No. 15 oleh Adl-Dliya Al-Maqdisi -dengan tahqiqku. Diriwayatkan ar Rauyaani dalam musnadnya 227/2 dari Ma’qil bin Yasaar dan sanadnya jayyid lihat Silsilah Ahadits ash Shohihah karya Al Albani no 226]


Keharaman perbuatan ini diterangkan juga dalam kitab-kitab empat Imam Madzhab yang terkenal [Lihat Syarhu An Nawawi ala Muslim 13/10, Hasyiyah Ibnu Abidin 5/235, Aridlah Al-Ahwadzi 7/95 dan Adlwau Bayan 6/603]


Ketiga : Tasyabbuh (meniru) orang-orang kafir dan orang-orang barat dalam berpakaian dan mendengarkan alat-lat musik serta perbuatan mungkar lainnya.


Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda (yang artinya): “Siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka" [Hadits ini dikeluarkan oleh Ahmad 2/50 dan 92 dari Ibnu Umar dan isnadnya Hasan. Diriwayatkan oleh Ath-Thahawi dalam Musykil Al Atsar 1/88 dari Hassan bin Athiyah, Abu Nu'aim dalam Akhbar Ashbahan 1/129 dari Anas, meskipun ada pembicaraan padanya, tetapi dengan jalan-jalan tadi, hadits ini derajatnya Shahih, insya Allah]


Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda (yang artinya): “Benar-benar akan ada pada umatku beberapa kaum yang mereka menghalalkan zina, sutera (bagi laki-laki ,-pent), khamr dan alat-alat musik. Dan benar-benar akan turun beberapa kaum menuju kaki gunung untuk melepaskan gembalaan mereka sambil beristirahat, kemudian mereka didatangi seorang fasik untuk suatu keperluan. Kemudian mereka berkata: "Kembalilah kepada kami besok!" Lalu Allah membinasakan dan menimpakan gunung itu pada mereka dan sebagian mereka dirubah oleh Allah menjadi kera-kera dan babi-babi hingga hari kiamat" [Hadits Riwayat Bukhari 5590 secara muallaq dan bersambung menurut Abu Daud 4039, Al-Baihaqi 10/221 dan selainnya. berkata Al-Hafidzh dalam Hadyu As-Sari 59 : Al-Hasan bin Sufyan menyambungnya dalam Musnadnya, dan Al-Isma'ili, Ath-Thabrani dalam Al-Kabir. Abu Nua'im dari empat jalan, dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya dan selain mereka]


Keempat : Masuk dan becengkerama dengan wanita-wanita yang bukan mahram.


Hal ini dilarang oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan sabda beliau (yang artinya): “Hati-hatilah kalian jangan sampai masuk untuk menemui para wanita". Maka berkata salah seorang pria Anshar: "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang al-Hamwu?" Beliau berkata: "Al-Hamwu adalah maut" [Hadits Riwayat Bukhari 5232, Muslim 2172 dari 'Uqbah bin Amir].
Al- Allamah Az-Zamakhsyari berkata dalam menerangkan al-Hamwu: "Al-Hamwu bentuk jamaknya adalah Ahmaa' adalah kerabat dekat suami seperti ayah [dikecualikan dari larangan di atas berdasarkan nash Al-Qur'anul Karim, lihat Al-Mughni 6/570], saudara laki-laki, pamannya dan selain mereka. Dan sabda beliau: "Al-Hamwu adalah maut" maknanya ia dikelilingi oleh kejelekan dan kerusakan yang telah mencapai puncaknya sehingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyerupakannya dengan maut, karena hal itu merupakan sumber segala bencana dan kebinasaan. Yang demikian karena Al-Hamwu lebih berbahaya daripada orang lain yang tidak dikenal. Sebab kerabat dekat yang bukan mahram terkadang tidak ada kekhawatiran atasnya atau merasa aman terhadap mereka, lain halnya dengan orang yang bukan kerabat" [Al-Faiq fi Gharibil Hadits 9 1/318, Lihat An-Nihayah 1/448, Gharibul Hadits 3/351 dan Syarhus Sunnah 9/26,27]


Kelima: Wanita-wanita yang ber-tabarruj (memamerkan kecantikan) kemudian keluar ke pasar-pasar atau tempat lainnya.


Ini merupakan perbuatan yang diharamkan dalam syari'at Allah. Allah Ta'ala berfirman (yang artinya): “Hendaklah mereka (wanita-wanita) tinggal di rumah-rumah mereka dan jangan ber-tabarruj ala jahiliyah dulu dan hendaklah mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat" [Al-Ahzab : 33]


Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya): “Dua golongan manusia termasuk penduduk neraka yang belum pernah aku melihatnya: .... dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berlenggak-lenggok, menyimpang (dari taat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan keharusan mereka untuk menjaga kemaluan; lihat An-Nihayah" 4/382), kepala-kepala mereka bagaikan punuk-punuk unta (Berkata Al-Qadli 'Iyadh dalam Masyariqul Anwar 1/79: al-Bukht adalah unta yang gemuk yang memiliki dua punuk. Maknanya -wallahu a'lam- wanita-wanita itu menggelung rambut mereka hingga kelihatan besar dan tidak menundukkan pandangan mata mereka). Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mendapatkan bau surga. Padahal bau suurga dapat tercium dari perjalanan sekian dan sekian" [Hadits ini dikeluarkan oleh Muslim dalam "Shahihnya" 2128, 2856 dan 52, Ahmad 2/223 dan 236 dari Abu Hurairah]


Keenam : Mengkhususkan ziarah kubur pada hari raya, membagi-bagikan manisan dan makanan di pekuburan, duduk di atas kuburan, bercampur baur antara pria dan wanita, bergurau dan meratapi orang-orang yang telah meninggal, dan kemungkaran-kemungkaran lainnya.


Lihat perincian yang lain tentang bid'ah yang dilakukan di kuburan dalam kitab Ahkamul Janaiz 258-267 oleh Syaikh kami Al-Albani Rahimahullah.


Ketujuh : Boros dalam membelanjakan harta yang tidak ada manfaatnya dan tidak ada kebaikan padanya.


Allah berfirman (yang artinya): “Janganlah kalian berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan" [QS. Al-An'am : 141]. “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang berbuat boros itu adalah saudaranya syaitan" [QS. Al-Isra : 26-27]


Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya): “Tidak akan berpindah kedua kaki anak Adam pada hari kiamat dari sisi Rabb-nya hingga ditanya tentang ... dan hartanya dari mana ia perolah dan ke mana ia infakkan" [Hadits Riwayat Tirmidzi 2416, Al-Khatib dalam Tarikh-nya 12/440 dari Ibnu Mas'ud, padanya ada kelemahan. Akan tetapi ada pendukungnya dari Abi Barzah di sisi Ad-Darimi 1/131, Abu Nua’im dalam al Hulyah 10/232, Ibnu Ad Daibsyi dalam Dzail Tarikh Baghdad 2/163. Dan dari Mu'adz di sisi Al-Khatib 11/441. Maka hadits ini Hasan.]


Kedelapan : Kebanyakan manusia meninggalkan shalat berjama'ah di masjid tanpa alasan syar'i atau mengerjakan shalat Id tetapi tidk shalat lima waktu. Demi Allah, sesungguhnya ini adalah salah satu bencana yang amat besar.


Kesembilan : Berdatangannya sebagian besar orang-orang awam ke kuburan setelah fajar hari raya, mereka meninggalkan shalat Id, dirancukan dengan bid'ah mengkhususkan ziarah kubur pada hari raya.


Lihat Al-Madkhal 1/286 oleh Ibnu Hajj, Al-Ibda hal.135 oleh Ali Mahfudh dan Sunnanul Iedain hal.39 oleh Al-Syauqani.


Kesepuluh : Tidak adanya kasih sayang terhadap fakir miskin.


Sehingga anak-anak orang kaya memperlihatkan kebahagiaan dan kegembiraan dengan bebagai jenis makanan yang mereka pamerkan di hadapan orang-orang fakir dan anak-anak mereka tanpa perasaan kasihan atau keinginan untuk membantu dan merasa bertanggung jawab. Padahal Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya): “Tidak beriman salah seorang dari kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya" [Hadits Riwayat Bukhari 13 dan Muslim 45, An-Nasa'i 8/115 dan Al-Baghawi 3474 meriwayatkan dengan tambahan; "dari kebaikan" dan isnadnya Shahih]
Kesebelas: Bid'ah-bid'ah yang dilakukan oleh kebanyakan orang yang dianggap syaikh dengan pengakuan bertaqqarub kepada Allah Ta'ala, padahal tidak ada asalnya sama sekali dalam agama Allah.


Bid'ah itu banyak sekali dilakukan muslimin (Lihat beberapa di antaranya dalam kitab A'yadul Islam 58 pasal Bida'ul Iedain). Aku hanya menyebutkan satu saja di antaranya, yaitu kebanyakan para khatib dan pemberi nasehat menyerukan untuk menghidupkan malam hari Id (dengan ibadah) dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Tidak hanya sebatas itu yang mereka perbuat, bahkan mereka menyandarkan hadits palsu kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, yaitu hadits yang berbunyi (yang artinya): “Barangsiapa yang menghidupkan malam Idul Fithri dan Idul Adha maka hatinya tidak akan mati pada hari yang semua hati akan mati" [Hadits ini palsu (maudlu'), diterangkan oleh ustazd kami Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Adl-Dlaifah 520-521]


Maka tidak boleh menyandarkan kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ucapan tersebut. Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.



Judul asli: Ahkaamu Al' Iidaini Fii Al-Sunnah Al-Muthahharah oleh Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Abdul Hamid Al-Halabi Al-Atsari dan Syaikh Salim Al Hilali, yang terjemahannya dalam edisi Indonesia ada dua buku yaitu Hari Raya Bersama Rasulullah, Pustaka Al-Haura', penerjemah Ummu Ishaq Zulfa Hussein; dan Tuntunan Ibadah Ramadhan dan Hari Raya, terbitan Maktabah Salafy Press, penerjemah ustadz Hannan Husein Bahannan.


Tuesday, September 25, 2007

Untuk Kita Renungkan


Sobat muda muda muslim, barangkali inilah enaknya punya banyak teman dan bergaul dengan mereka (terutama yang baik-baik ya). Kalo ada yang pinter, insya Allah kita kebawa pinter juga. Banyak teman kita yang rajin, maka insya Allah kita pun akan kebawa rajin.
Oya, berikut ini saya tulis ulang dan sedikit dikasih tambahan beberapa kalimat atau mungkin paragraf (karena renungan itu berupa artikel singkat). Apa aja sih? Yuk, kita sama-sama renungkan dalam-dalam:

Sedekah vs belanja

Lucu ya, uang Rp 20.000-an kelihatan begitu besar bila dibawa ke kotak amal masjid, tapi begitu kecil bila kita bawa ke supermarket.

Jujur saja, kalimat ini begitu kena banget (khususnya kepada saya sendiri). Gimana nggak, kadang seringnya di antara kita ngisi kotak amal di masjid dengan uang recehan. Makanya, kalo pas kotak amal diedarin ke jamaah yang duduk berderet rapi di shaf-nya masing-masing suka terdengar bunyi nyaring tanda uang recehan jatuh menimpa benda keras (apalagi kalo kotaknya terbuat dari kaleng, lebih keras bunyi gemerincingnya).

Mungkin uang itu pecahan seratus, lima ratus, atau seribu rupiah yang logam. Tapi bukan berarti nggak boleh beramal dengan jumlah seperti itu. Jika ikhlas, insya Allah dapet pahala juga dong. Begitu pun sebaliknya, meski yang dimasukkin pecahan lima puluh ribu tapi nggak ikhlas kan sayang juga ya? Mendingan ngasih lima puluh ribu dan ikhlas kan? Hehehe.. itu sih, bagus banget atuh ya.

Terlepas dari nilai “ikhlas”, kita coba renungkan aja dikit ya, betapa kita masih merasa “pelit” untuk bersedekah. Padahal itu buat kita juga amalannya di sisi Allah. Tapi, kita harus merasa “royal” kalo jajan or belanja di mal. Bawa uang 50 ribu rupiah aja serasa masih kurang. Iya nggak? Kalo saya pernah ngerasa demikian. Astaghfirullah…

Semoga kita, bisa seperti Abdurrahman bin ‘Auf dan sahabat Rasul lainnya yang seperti nggak sayang sama harta. Mereka sedekahkan hartanya untuk urusan di jalan Allah dengan sangat banyak (menurut kita).

Ngaji vs nonton sepakbola

Lucu ya, 45 menit terasa terlalu lama untuk dengerin pengajian, tapi betapa pendeknya waktu itu untuk nonton pertandingan sepakbola
Yap, memang kadang lucu abis, kalo dengerin pengajian mah rata-rata dari kita baru lima menit berlalu aja mata kita udah merem-melek. Ngantuk! Apalagi kalo sampe harus 45 menit, wah jarang-jarang deh yang bisa bertahan dengan penuh semangat dan aktif dengerin dan bertanya kepada narasumber pengajian.

Tapi kalo kita nonton pertandingan sepakbola di televisi, waktu “setengah main” itu terasa pendek banget. Kita terhipnotis oleh aksi bintang-bintang lapangan hijau pujaan kita. Kita pun betah menikmatinya. Nggak terasa, 45 menit berlalu singkat banget. Lucu ya?

Doa vs ngobrol

Lucu ya, seringnya kita susah merangkai kata untuk dipanjatkan saat berdoa kepada Allah Swt., tapi betapa mudahnya cari bahan obrolan bila ketemu teman dan kata-kata dari mulut kita begitu lancar mengalir.
Hmm… abis sholat aja, kadang banyak di antara kita yang buru-buru pulang dari masjid atau mushola. Berdoa seperlunya dan mungkin doanya monoton alias yang diucapkan yang itu-itu aja (bosen nggak sih?).

Okelah, mungkin di antara kita ada keperluan sehingga begitu selesai sholat berjamaah, berdoa sebentar dan keluar dari masjid. Nggak apa-apa, karena sebetulnya berdoa sunnah hukumnya. Cuma, di sini kita sedikit aja merenung dan evaluasi diri: “Apa iya kalo kita berdoa meminta kepada Allah begitu singkatnya? Begitu buru-burunya? Dan nggak pandai merangkai kata dalam berdoa untuk ‘memikat' Allah Swt.?”

Emang iya sih, Allah Mahatahu apa yang diinginkan hambaNya dalam berdoa, tapi adabnya kan kita kudu sopan. Wong sama orang aja kita sopan dan menghargai. Iya nggak?
Tapi lucunya pas kita ngobrol bareng teman-teman, rangkaian kata dari mulut kita mengalir deras. Nggak ada beban dan lepas aja, gitu. Lain kali ye hawanya? Lucu juga tuh.

Sepakbola vs sholat

Lucu ya, betapa serunya perpanjangan waktu di pertandingan sepakbola favorit kita, tapi betapa bosannya kita bila imam sholat tarawih bulan Ramadhan kelamaan bacaannya.
Eh, jujur aja nih, terutama kalo nonton sepakbola di pertandingan final. Kalo hasilnya seri di waktu normal, maka diadakan perpanjangan waktu. Nah, banyak di antara kita yang betah menikmatinya. Apalagi kalo sampe nontonnya berjamaah di kafe. Dijamin seru abis.
Tapi, kalo bacaan ayat dari sang imam pas sholat tarawih panjang dikit aja, kita langsung pegel-pegel, dan nekat ngejatuhin ‘talak tiga' untuk nggak sholat di masjid itu lagi kalo imamnya orang tersebut. Walah?

Itu sebabnya, masjid or mushola yang melaksanakan sholat tarawih berjamaah dengan imam sholatnya yang biasa ngebut dengan kecepatan tinggi dalam membaca ayat, pasti membludak jamaahnya. Ckckck.. betapa banyak dari kita yang pengennya instan dan serba cepat dalam hal ibadah.

Baca al-Quran vs baca novel

Lucu ya, susah banget baca al-Quran 1 juz saja, tapi baca novel best sellers 100 halaman pun habis dilalap dalam sekejap dan kita merasa enjoy .
Hihihi.. iya juga ya? Waktu sekolah dulu saya bareng temen-temen pernah baca Wiro Sableng yang judulnya “Petaka Gundik Jelita” dan “Lima Iblis dari Nanking” antara 1 sampe 2 jam. Dan itu harus ngorbanin baca Fessenden & Fessenden yang nulis Kimia Organik. Padahal besoknya mo ujian kimia. Baca al-Quran? Hmm.. satu halaman kayaknya udah merasa “beruntung” deh. Ckckck… kenapa ya? Lucu sekaligus sedih kalo mengenang ini.

Rahasianya apa? Mungkin kalo bacaan al-Quran cepet bosen karena nggak ngerti artinya. Mugkin juga. Eh, tapi ada juga teman yang asyik banget baca Harry Potter edisi bahasa Inggris-nya sampe berjam-jam kok. Ya, kita sih khusnudzan saja, mungkin juga baca al-Quran pun doi sanggup berjam-jam dan berjuz-juz. Tapi umumnya, kita suka cepet bosen kan baca al-Quran lama-lama? Lebih sregep baca novel, baca komik, atau lainnya.

Eh, bukan berarti nggak boleh lho. Silakan aja baca novel. Ini juga sekadar renungan, bahwa ternyata kita lebih susah dan lebih banyak malasnya untuk baca al-Quran ketimbang baca bacaan lainnya. Tul nggak?

Konser musik vs shalat jumat

Lucu ya, orang-orang pada berebut untuk dapetin tempat di barisan paling depan ketika nonton konser musik, tapi berebut cari shaf paling belakang bila shalat jumat agar bisa cepat keluar.
Coba deh tengok acara konser musik di televisi, banyak orang rebutan untuk mendapatkan ‘shaf' terdepan biar bisa ngelihat dengan jelas bintang pujaannya, syukur-syukur kalo sampe bisa salaman.

Kalo pun harus bayar, banyak di antara kita yang rela ngeluarin duit untuk nebus tempat strategis di arena konser. Tapi pas sholat jumat mah , nyari tempat di shaf paling belakang biar cepet keluar, atau paling nggak nyari dinding or tiang untuk nyender. Lucu ya?

Dakwah vs gossip

Lucu ya, susahnya orang diajak untuk partisipasi dalam dakwah, tapi mudahnya orang berpartisipasi dalam menyebar gossip.
Ckckck… untuk ngajak dakwah susahnya setengah hidup. Alasannya macem-macem. Entah dengan alasan karena belum cukup ilmu, atau karena malu. Sehingga bikin lidah kelu. Tapi begitu ada yang ngomporin untuk ngegossip, lidahnya langsung fasih dan ikut nyebarin lagi. Wuih, aneh ya? Lucu ya?

Padahal, tentu saja, nilai perbuatannya lain banget. Kalo dakwah insya Allah dapet pahala, tapi ngegossip? Selain dibenci orang, juga dibenci Allah Swt. Amit-amit deh. Tapi, kenapa banyak di antara kita yang hobi ngegossip ketimbang semangat dakwah? Semoga menjadi renungan…

Media massa vs al-Quran

Lucu ya, kita begitu percaya banget pada apa yang disampaikan media massa, tapi kita sering mempertanyakan apa yang disampaikan al-Quran.
Jujur saja, media massa saat ini menjadi salah satu kekuatan untuk melakukan perubahan sosial, politik, ekonomi dsb. Banyak dari kita yang percaya begitu saja dengan apa yang disampaikan media massa. Kasus peledakkan bom di London awal Juli lalu, media massa hampir di seluruh dunia langsung “menuding” Islam dan kaum muslimin berada di balik serangan tersebut.

Eh, kita yang baca, banyak juga yang kemudian terprovokasi dan ikut-ikutan menjatuhkan vonis kepada Islam dan umatnya. Apa nggak bahaya banget tuh?
Tapi kita, kaum muslimin, ada juga yang masih mempertanyakan apa yang disampaikan oleh al-Quran. Isinya diutak-atik dan dipersepsi sendiri demi keuntungan dan tujuan tertentu. Kebalik-balik memang. Padahal, dalam surat al-Baqarah ayat 2 saja Allah Swt. sudah menjamin bahwa al-Quran itu “laaroiba fiihi” alias tidak ada keraguan di dalamnya. Nggak cuma itu, ayat tersebut melanjutkan (yang artinya): “petunjuk bagi mereka yang bertakwa”.

Yap, al-Quran itu pasti kebenarannya, dan sekaligus petunjuk bagi mereka yang bertakwa. Jadi, mengapa harus mempertanyakan lagi apa yang disampaikan Allah dalam al-Quran? Tapi dalam waktu bersamaan, kita lebih percaya kepada media massa (bahkan ada yang sampe nggak perlu ngecek kebenarannya), padahal nggak jarang isinya berupa ‘kabar burung' dan juga informasi yang sesat dan menyesatkan.

Surga pengen, beramal ogah

Lucu ya, pengen masuk surga, tapi ogah beramal. Hmm.. ini sih bukan hanya lucu, tapi juga aneh bin ajaib. Emangnya surga gratis? Nggak lha yauw. Kita-kita aja masih was-was, khawatir amalan baik selama ini nggak keterima karena mungkin nggak ikhlas. Lebih sedih lagi seharusnya jika kita berharap surga tapi nggak pernah (atau sedikit) beramal baik.
Sobat muda muslim, banyak di antara kita yang kepengen masuk surga, tapi diminta untuk sholat aja susahnya setengah mati. Banyak juga di antara kita yang pengen dapetin surgaNya, tapi diminta untuk taat dan patuh sama ajarannya aja ogah. Itu sih sama artinya ngarepin dapet uang pensiun tapi tanpa kerja selagi usia produktif. Lucu dan aneh banget kan?
Pengen masuk surga tapi tanpa beriman dan tanpa beramal sholeh, kira-kira mungkin nggak? Mimpi kali ye!

Ini sedikit renungan aja buat kita semua. Semoga kita mulai berbenah dalam hidup ini. Mumpung masih muda. Selagi mudah untuk melakukan berbagai amal kebaikan, jangan sia-siakan waktu kita. Kita bisa berbuat lebih banyak. Karena kita nggak pernah tahu kapan kita dijemput oleh Malaikat Ijroil untuk menghadap Allah Swt. dan mempertanggung-jawabkan perbuatan kita selama di dunia. Mumpung masih ada waktu, sebisa mungkin kita mengumpulkan banyak amal baik untuk bekal di akhirat kelak.

Rasul mulia saw. telah bersabda: “Bersegeralah menunaikan amal-amal kebajikan. Karena, saatnya nanti akan datang banyak fitnah, bagaikan penggalan malam yang gelap gulita. Betapa bakal terjadi seseorang yang di pagi hari dalam keadaan beriman, di sore harinya ia menjadi kafir. Dan seseorang yang di waktu sore masih beriman, keesokan harinya menjadi kafir. Ia menjual agamanya dengan komoditas dunia.” (HR Bukhari dan Muslim)

Air Juga Mendengar...


Mungkin sudah pernah ada yang baca buku aslinya... berikut cuplikannya.

Dan Kami ciptakan dari air segala sesuatu yang hidup." (Q.S. Al Anbiya:30)

Dalam kitab-kitab tafsir klasik, ayat tadi diartikan bahwa tanpaair semua akan mati kehausan. Tetapi di Jepang, Dr. Masaru Emoto dariUniversitas Yokohama dengan tekun melakukan penelitian tentang perilaku air. Air murni dari mata air di Pulau Honshu didoakan secara agama Shinto, lalu didinginkan sampai -5oC di laboratorium, lantas difoto dengan mikroskop elektron dengan kamera kecepatan tinggi. Ternyata molekul air membentuk kristal segi enam yang indah. Percobaan diulangi dengan membacakan kata, "Arigato (terima kasih dalam bahasa Jepang)" didepan botol air tadi. Kristal kembali membentuk sangat indah.

Lalu dicoba dengan menghadapkan tulisan huruf Jepang, "Arigato". Kristal membentuk dengan keindahan yang sama. Selanjutnya ditunjukkan kata "setan", kristal berbentuk buruk. Diputarkan musik Symphony Mozart, kristal muncul berbentuk bunga. Ketika musik heavy metal diperdengarkan, kristal hancur.

Ketika 500 orang berkonsentrasi memusatkan pesan "peace" di depan sebotol air, kristal air tadi mengembang bercabang-cabang dengan indahnya. Dan ketika dicoba dibacakan doa Islam, kristal bersegi enam dengan lima cabang daun muncul berkilauan. Subhanallah. Dr. Emoto akhirnya berkeliling dunia melakukan percobaan dengan air di Swiss, Berlin, Prancis, Palestina, dan ia kemudian diundang ke Markas Besar PBB di New York untuk mempresentasikan temuannya pada bulan Maret 2005 lalu.

Ternyata air bisa "mendengar" kata-kata, bisa "membaca" tulisan, dan bisa "mengerti" pesan. Dalam bukunya The Hidden Message in Water, Dr. Masaru Emoto menguraikan bahwa air bersifat bisa merekam pesan, seperti pita magnetik atau compact disk. Semakin kuat konsentrasi pemberi pesan, semakin dalam pesan tercetakdi air. Air bisa mentransfer pesan tadi melalui molekul air yang lain. Barangkali temuan ini bisa menjelaskan, kenapa air putih yang didoakan bisa menyembuhkan si sakit. Dulu ini kita anggap musyrik, atau paling sedikit kita anggap sekadar sugesti, tetapi ternyata molekul air itumenangkap pesan doa kesembuhan, menyimpannya, lalu vibrasinya merambat kepada molekul air lain yang ada di tubuh si sakit.

Tubuh manusia memang 75% terdiri atas air. Otak 74,5% air. Darah 82% air. Tulang yang keras pun mengandung 22% air. Air putih galon dirumah, bisa setiap hari didoakan dengan khusyu kepada Allah, agar anak yang meminumnya saleh, sehat, dan cerdas, dan agar suami yang meminum tetap setia. Air tadi akan berproses di tubuh meneruskan pesan kepadaair di otak dan pembuluh darah. Dengan izin Allah, pesan tadi akan dilaksanakan tubuh tanpa kita sadari. Bila air minum di suatu kota didoakan dengan serius untuk kesalehan, insya Allah semua penduduk yang meminumnya akan menjadi baik dan tidak beringas.

Rasulullah saw.bersabda, "Zamzam lima syuriba lahu", "Air zamzam akan melaksanakan pesan dan niat yang meminumnya". Barangsiapa minum supaya kenyang, dia akan kenyang. Barangsiapa minum untuk menyembuhkan sakit, dia akan sembuh. Subhanallah ... Pantaslah air zamzam begitu berkhasiat karena dia menyimpan pesan doa jutaan manusia selama ribuan tahun sejak Nabi Ibrahim a.s.

Bila kita renungkan berpuluh ayat Al Quran tentang air, kita akan tersentak bahwa Allah rupanya selalu menarik perhatian kita kepada air. Bahwa air tidak sekadar benda mati. Dia menyimpan kekuatan, daya rekam, daya penyembuh, dan sifat-sifat aneh lagi yang menunggu disingkap manusia. Islam adalah agama yang paling melekat dengan air. Shalat wajib perlu air wudlu 5 kali sehari. Habis bercampur, suami istri wajib mandi. Mati pun wajib dimandikan. Tidak ada agama lain yang menyuruh memandikan jenazah, malahan ada yang dibakar. Tetapi kita belum melakukan zikir air. Kita masih perlakukan air tanpa respek. Kita buang secara mubazir, bahkan kita cemari. Astaghfirullah. Seorang ilmuwan Jepang telah merintis. Ilmuwan muslim harus melanjutkan kajian kehidupan ini berdasarkan Al Quran dan hadis.

Wallahu a'lam ...

Tuesday, September 18, 2007

Renungan Ramadhan

Awan sedikit mendung, ketika kaki kaki kecil Yani berlari-lari gembira di atas jalanan menyeberangi kawasan lampu merah Karet. Baju merahnya yg Kebesaran melambai Lambai di tiup angin. Tangan kanannya memegang Es krim sambil sesekali mengangkatnya ke mulutnya untuk dicicipi, sementara tangan kirinya mencengkram Ikatan sabuk celana ayahnya.
Yani dan Ayahnya memasuki wilayah pemakaman umum Karet, berputar sejenak ke kanan & kemudian duduk Di atas seonggok nisan "Hj Rajawali binti Muhammad 19-10-1915:20- 01-1965" "Nak, ini kubur nenekmu mari Kita berdo'a untuk nenekmu" Yani melihat wajah ayahnya, lalu menirukan tangan ayahnya yg mengangkat ke atas dan ikut memejamkan mata seperti ayahnya. Ia mendengarkan ayahnya berdo'a untuk Neneknya... "Ayah, nenek waktu meninggal umur 50 tahun ya Yah."
Ayahnya mengangguk sembari tersenyum, sembari memandang pusara Ibu-nya. "Hmm, berarti nenek sudah meninggal 42 tahun ya Yah..." Kata Yani berlagak sambil matanya menerawang dan jarinya berhitung. "Ya, nenekmu sudah di dalam kubur 42 tahun ... " Yani memutar kepalanya, memandang sekeliling, banyak kuburan di sana. Di samping kuburan neneknya ada kuburan tua berlumut "Muhammad Zaini: 19-02-1882 : 30-01-1910" "Hmm.. Kalau yang itu sudah meninggal 106 tahun yang lalu ya Yah", jarinya menunjuk nisan disamping kubur neneknya.
Sekali lagi ayahnya mengangguk. Tangannya terangkat mengelus kepala anak satu-satunya. "Memangnya kenapa ndhuk ?" kata sang ayah menatap teduh mata anaknya. "Hmmm, ayah khan semalam bilang, bahwa kalau kita mati, lalu di kubur dan kita banyak dosanya, kita akan disiksa dineraka" kata Yani sambil meminta persetujuan ayahnya. "Iya kan yah?" Ayahnya tersenyum, "Lalu?" "Iya .. Kalau nenek banyak dosanya, berarti nenek sudah disiksa 42 tahun dong yah di kubur? Kalau nenek banyak pahalanya, berarti sudah 42 tahun nenek senang dikubur .... Ya nggak yah?" mata Yani berbinar karena bisa menjelaskan kepada Ayahnya pendapatnya.
Ayahnya tersenyum, namun sekilas tampak keningnya berkerut, tampaknya cemas ..... "Iya nak, kamu pintar," kata ayahnya pendek. Pulang dari pemakaman, ayah Yani tampak gelisah Di atas sajadahnya, memikirkan apa yang dikatakan anaknya... 42 tahun hingga sekarang... kalau kiamat datang 100 tahun lagi...142 tahun disiksa .. atau bahagia dikubur .... Lalu Ia menunduk ... Meneteskan air mata... Kalau Ia meninggal .. Lalu banyak dosanya ... lalu kiamat masih 1000 tahun lagi berarti Ia akan disiksa 1000 tahun? Innalillaahi WA inna ilaihi rooji'un .... Air matanya semakin banyak menetes, sanggupkah ia selama itu disiksa? Iya kalau kiamat 1000 tahun ke depan, kalau 2000 tahun lagi? Kalau 3000 tahun lagi? Selama itu ia akan disiksa di kubur.
Lalu setelah dikubur? Bukankah Akan lebih parah lagi? Tahankah? padahal melihat adegan preman dipukuli massa ditelevisi kemarin ia sudah tak tahan? Ya Allah... Ia semakin menunduk, tangannya terangkat, keatas bahunya naik turun tak teratur.... air matanya semakin membanjiri jenggotnya Allahumma as aluka khusnul khootimah.. berulang Kali di bacanya DOA itu hingga suaranya serak ... Dan ia berhenti sejenak ketika terdengar batuk Yani. Dihampirinya Yani yang tertidur di atas dipan Bambu. Di betulkannya selimutnya. Yani terus tertidur.... tanpa tahu, betapa sang bapak sangat berterima kasih padanya karena telah menyadarkannya arti sebuah kehidupan... Dan apa yang akan datang di depannya... "Yaa Allah, letakkanlah dunia ditanganku, jangan Kau letakkan dihatiku..."
Sebarkan e-mail ini ke saudara-saudara Kita, "mudah-mudahan bermanfaat.. . "
Sebarkanlah walau hanya 1 ayat"

Thursday, September 13, 2007

FADHILAT PUASA WAJIB DAN SUNNAT SEPANJANG TAHUN






Ibadat puasa adalah ibadah dikerjakan dengan berlapar dan berdahaga sepanjang hari iaitu sejak terbitnya fajar sodiq (masuk waktu Subuh) hingga terbenamnya matahari (masuk waktu Maghrib). Antara hikmah dan faedah ibadat puasa ialah menginsafkan diri bahawa kita pada hakikatnya adalah makhluk yang dhaif yang perlu sentiasa menghampirkan diri dan beribadat kepada Allah s.w.t. serta mengharapkan limpah kurnia-Nya.

Firman Allah s.w.t. menjelaskan tentang hikmah puasa Ramadhan yang bermaksud:
"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan berpuasa atas kamu sebagaimana diwajibkan atas umat-umat yang terdahulu sebelum kamu, semoga kamu bertakwa" (Surah al-Baqarah:183)

Dengan puasa juga, kita akan memperoleh kesehatan jasmani dan rohani. Sabda Nabi Muhammad s.a.w. yang bermaksud: "Berpuasalah kamu, tentu kamu akan sehat." Sabda Baginda Rasulullah s.a.w. lagi: "Perut besar itu adalah sarang penyakit dan banyak makan itu punca segala penyakit."

Selain daripada itu, puasa juga mempunyai hikmah dan faedah seperti:

1. Tanda bersyukur kepada Allah s.w.t. atas limpah kurnia nikmatNya yang tidak terhingga
2. Mendidik nafsu ammarah (yang lebih banyak mengajak kepada keburukan) agar berubah menjadi nafsu lawwamah dan seterusnya meningkat kepada nafsu mutmainnah yakni nafsu yang tenang tenteram, bersedia menjunjung titah perintah Allah s.w.t.
3. Melatih dan mendidik jiwa supaya mempunyai sifat kasihan belas terhadap orang-orang yang susah menderita dan kurang bernasib baik kehidupan mereka
4. Membersihkan diri daripada sifat-sifat mazmumah (keji) seperti tamak, sombong, hasad dengki dan lain-lain lagi
5. Mendidik jiwa supaya bersifat sabar, tahan menanggung kesusahan dan pelbagai cabaran dalam menempuh perjuangan hidup
6. Memperolehi kecerdasan akal dan fikiran sebagaimana disebut dalam satu riwayat maksudnya: "Orang yang lapar perutnya itu tajamlah fikirannya dan teranglah hatinya."

Oleh kerana sangat besar faedah dan manfaatnya ibadah puasa kepada kita, maka selain puasa yang wajib pada bulan Ramadhan, ada lagi puasa-puasa sunat yang elok dilakukan sepanjang tahun iaitu seperti yang akan disebutkan nanti.



FADHILAT PUASA RAMADHAN


Puasa pada bulan Ramadhan difardhukan kepada setiap individu Muslim dan Muslimah yang telah 'aqil baligh dan ketiadaan uzur syar'i. Uzur puasa seperti sakit dan dalam perjalanan (musafir) sejauh 91km. atau lebih. Orang yang uzur boleh meninggalkan puasanya. tetapi wajib mengqadhanya pada hari dan bulan yang lain.

Puasa Ramadhan adalah menjadi salah satu rukun Islam yang kelima. Pahala melakukannya tersangat besar, sebagaimana sabda Nabi Muhammad s.a.w. yang bermaksud: "Sesiapa berpuasa pada bulan Ramadhan dalam keadaan beriman dan kerana menuntutkan keredhaan Allah s.w.t., nescaya diampunkan dosa-dosanya yang telah lalu." (Rujuk: Al-Targhib II:206)

Sabda Baginda Rasulullah s.a.w.: "Setiap amanalan anak Adam (manusia) itu digandakan satu kebaikan dengan sepuluh yang seumpamanya hingga kepada 700 kali ganda. Firman Allah s.w.t. (maksudnya) : "Kecuali puasa yang dikerjakan untuk Ku, maka Aku-lah yang membalasnya. Dia menahan syahwatnya dan meninggalkan makan kerana Aku" Bagi orang yang puasa itu ada dua kegembiraan, iaitu gembira ketika berbuka (atau berhari raya) dan gembira ketika menemui Tuhannya kelak. Dan, demi bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum daripada bau kasturi." (Riwayat Muslim dari Abu Hurairah)

FADHILAT PUASA-PUASA SUNNAT SEPANJANG TAHUN

1. Puasa enam hari dalam bulan Syawal

Fadhilat atau keutamaannya sangat besar sebagaimana sabda Nabi Muhammad s.a.w. yang bermaksud: "Sesiapa berpuasa Ramadhan, kemudian diiringi dengan puasa (sunnat) enam hari dalam bulan Syawal adalah seperti puasa selama setahun." (Riwayat Muslim)

Cara melakukannya yang terbaik (afdal) secara berturut-turut dan dimulakan pada hari kedua bulan Syawal, tetapi boleh dan sah dengan tidak berturut-turut, misalnya sehari puasa dua hari tidak, kemudian puasa lagi, asalkan genap enam hari didalam bulan Syawal. Malah sesetengah ulama mengharuskan puasa enam hari dalam bulan Syawal diniatkan berserta puasa qadha Ramadhan.

2. Puasa hari 'Arafah (9 Zulhijjah)

Disunatkan kepada orang yang tidak melakukan ibadah haji. Fadhilatnya sangat besar sebagaimana dijelaskan menerusi hadith daripada Abi Qatadah r.a. ujurnya, Rasullullah s.a.w. telah ditanya oleh sahabat mengenai puasa hari 'Arafah, sabdanya bermaksud: "Ia menghapuskan dosa setahun yang lalu dan tahun-tahun kemudiannya." (Riwayatkan oleh Muslim dan al-Turmuzi)

Menerusi hadith daripada Abi Qatadah r.a. juga bahawa Rasullullah s.a.w. bersabda yang bermaksud: "Puasa pada hari 'Arafah itu menghapuskan dosa dua tahun yang lalu dan tahun yang akan datanag." (Diriwayat oleh Muslim)

3. Puasa pada bulan Muharram

Daripada Abi Hurairah r.a. katanya, telah bersabda Rasullullah s.a.w. yang maksudnya: "Seafdal-afdal puasa selepas Ramadhan ialah puasa pada bulan Allah iaitu bulan Muharram dan seafdal-afdal solat selepas solat fardhu ialah solat malam." (Riwayat Muslim)

Daripada Ibu 'Abbas r.a. katanya, telah bersabda Rasullullah s.a.w. maksudnya: "Sesiapa berpuasa pada hari 'Arafah nescaya terhapus dosanya dua tahun dan sesiapa berpuasa satu hari daripada bulan Muharram maka untuknya setiap sehari (mendapat pahala) 30 hari." (Dikeluarkan oleh al-Tabrani)

4. Puasa pada hari 'Asyura (10 Muharram)

Daripada Abi Qatadah r.a. bahawasanya Rasullullah s.a.w. telah ditanya mengenai puasa hari 'Asyura (yakni hari ke-10 bulan Muharram) maka sabda Baginda s.a.w. yang bermaksud: "Ia akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." (Riwayat Muslim)

5. Puasa hari Tasu'a (Tanggal 9 Muharram)

Ia disunatkan, namun Rasullullah s.a.w. belum sempat mengerjakannya, bagaimanapun Baginda s.a.w. bersabda maksudnya: "Sesungguhnya jika aku hidup pada tahun hadapan, aku akan berpuasa pada 9 Muharram." (Riwayat Ahmad dan Muslim)

PERINGATAN

Puasa sunnat pada hari ke-10 Muharram hendaklah digabungkan dengan hari sebelumnya iaitu pada hari ke-9 atau dengan hari selepasnya (yakni hari ke-11) dan lebih baik lagi dikerjakan tiga hari berturut-turut iaitu ke-9, ke-10 dan ke-11. Jika ditunggalkan 10 Muharram sahaja maka hukumnya makruh kerana menyerupai amalan orang Yahudi.

Sabda Nabi Muhammad s.a.w yang bermaksud: "Berpuasalah pada hari 'Asyura (10 Muharram) dan jangalah menyamai perbuatan orang Yahudi; oleh itu berpuasalah sehari sebelum dan sehari sesudahnya." (Riwayat Imam Ahmad)

6. Puasa bulan Sya'aban

Daripada Usamah bin Zaid r.a. katanya, aku berkata: "Wahai Rasullullah, tidak saya lihat tuan hamba berpuasa satu bulan daripada bulan-bulan (dalam setahun selain Ramadhan) seperti tuan berpuasa pada bulan Sya'aban." Sabda Rasullullah s.a.w.: "Bulan ini (yakni bulan Sya'aban) ialah bulan yang manusia lalai padanya antara Rajab dan Ramadhan, pada hal ia (yakni bulan Sya'aban) adalah bulan diangkat amalan kepada Tuhan seru sekelian alam, maka aku suka amalanku diangkat dan aku berpuasa." (Riwayat al-Nasai)

Ummu Salamah r.a. pula berkata: "Tidak pernah aku lihat Rasullullah s.a.w. berpuasa dua bulan berturut-turut melainkan pada bulan Sya'aban dan Ramadhan." (Riwayat al-Turmuzi)

7. Puasa pada hari Isnin dan Khamis

Daripada Abi Hurairah r.a. daripada Rasullullah s.a.w. sabdanya: "Diperlihatkan (kehadrat Allah s.w.t.) segala amalan itu pada hari Isnin dan Khamis, justeru saya suka ketika diperlihatkan amalan-amalanku itu sedang aku berpuasa." (Riwayat al-Turmuzi)

Menurut riwayat Muslim diterima daripada Abu Qatadah, pernah ditanyakan kepada Rasullullah sa.w. tentang puasa pada hari Isnin, maka Baginda s.a.w. menjawab dengan sabdanya yang bermaksud: "Itulah hari yang padanya aku dilahirkan, padanya aku dibangkitkan menajdi Rasul dan padanya Al-Quran diturunkan kepadaku." (Subul al-Salam)

8. Puasa hari Rabu, Khamis dan Jum'at

Daripada 'Ubaid bin Muslim al-Qurasyi daripada bapanya r.a. ujurnya, aku bertanya atau ditanya oleh Baginda Rasullullah s.a.w. mengenai puasa dahar (sepanjang tahun), maka Baginda Rasullullah s.a.w. bersabda yang bermaksud: "Tidak (maksudnya tidak dibenarkan puasa tersebut), kerana sesungguhnya untuk keluargamu atas dirimu ada hak. Oleh itu berpuasalah pada bulan Ramadhan dan yang mengikutinya (enam hari dalam bulan Syawal), dan pada setiap hari Rabu dan Khamis, maka anda sungguh telah (mendapat pahala) puasa sepanjang tahun dan anda juga telah berbuka." (Riwayat Abu Dawud, al-Nasai dan al-Turmuzi)

Daripada Anas bin Malik r.a. bahawa beliau telah mendengar Rasullullah s.a.w. bersabda bermaksud: "Sesiapa berpuasa pada hari Rabu, Khamis dan Jumaat, nescaya Allah s.w.t. membina untuknya sebuah istana disyurga daripada permata, yaqut dan zabarzad dan dicatat baginya bebas dari api neraka" (Riwayat al-Tabrani)

Menerusi riwayat daripada Ibnu Umar r.a., Nabi Muhammad s.a.w. bersabda yang bermaksud: "Sesiapa berpuasa pada hari Rabu, Khamis dan Jumaat, kemudian bersedekah pada hari Jumaat sedikit atau banyak, nescaya diampunkan semua dosanya hingga menjadi seperti bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya, bersih daripada segala dosa." (Dikeluarkan oleh al-Tabrani)

9. Puasa pada hari Putih (13, 14 dan 15 bulan Islam)

Diriwayatkan daripada Jarir r.a. daripada Nabi Muhammad s.a.w. yang bermaksud: "Berpuasa tiga hari pada setiap bulan adalah puasa sepanjang tahun iaitu puasa pada hari-hari putih - pada hari 13,14 dan 15 (bulan Qamariyah)." (Riwayat al-Nasai dengan sanad yang sohih)

10. Puasa tiga hari pada setiap bulan

Diriwayatkan oleh Muslim daripada Abi Qatadah, bahawasanya Baginda Rasullullah s.a.w. bersabda maksudnya: "Puasa tiga hari pada setiap bulan, Ramadhan ke Ramadhan itulah puasa sepanjang masa."

Mengenai berpuasa tiga hari pada setiap bulan, ada beberapa pendapat Ulama. Antaranya dikatakan puasa tiga hari itu ialah puasa pada 13, 14 dan 15. Inilah pendapat kebanyakkan Ulama, antara lain Umar, Ibnu Mas'ud, Abu Zar, al-Syafi'i, Abu Hanifah, Ahmad dan Ishaq.
Sementara al-Nakha'i berpendapat ialah puasa tiga hari pada akhir bulan.

11. Puasa selang-seli (sehari puasa sehari tidak)

Hadith daripada Abdullah bin 'Amru ibnu al-'As r.a. bahawasanya Nabi Muhammad s.a.w. bersabda yang bermaksud: "Telah sampai berita kepadaku bahawa anda berpuasa pada waktu siang dan berjaga (kerana beribadah) waktu malam. Jangan buat demikian kerana untuk jasadmu atas dirimu ada habuan, untuk matamu atas dirimu ada habuan dan untuk isterimu ada habuan. Puasalah dan berbukalah. Puasa tiga hari pada setiap bulan, maka dengan demikian anda mendapat pahala sepanjang tahun." Aku berkata: " Wahai Rasullullah, aku mempunyai kekuatan (keupayaan untuk berpuasa). Sabda Baginda Rasullullah s.a.w. "Maka berpuasalah puasa NabiDaud a.s. iaitu berpuasalah sehari dan berbuka sehari." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)

Daripada Abdullah bin 'Amru ibnu al'As katanya, telah bersabda Rasullullah sa.w. bermaksud: "Puasa yang paling disukai oleh Allah s.w.t. ialah puasa Nabi Daud dan solat yang paling disukai Allah s.w.t. ialah solat Nabi Daud, baginda tidur separuh malam dan bangun beribadah sepertiga malam dan tidur seperempat malam dan baginda berpuasa sehari dan berbuka sehari." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)

PERINGATAN

1. Dalam mencari pahala puasa sunnat, janga tersalah hari-hari yang diharamkan berpuasa iaitu:

a. TANGGAL 1 SYAWAL (HARI RAYA AIDIL FITRI)
b. 10 ZULHIJJAH (HARI RAYA AIDIL ADHA)HARI-HARI TASYRIQ: 11, 12 DAN 13 ZULHIJJAH
c. HARI SYAK MUNGKIN HARI MULA BERPUASA (30 SYA'ABAN)
d. SELEPAS 15 SYA'ABAN JIKA BUKAN PUASA QADHA ATAU NAZAR ATAU TIADA HUBUNGAN DENGAN PUASA PADA HARI SEBELUMNYA, ATAU BUKAN HARI YANG BIASA BERPUASA
e. PUASA SUNNAT BAGI WANITA TANPA IZIN SUAMI (JIKA SUAMI BERMUKIM YAKNI TAK MUSAFIR ATAU BERPERGIAN JAUH)

2. JANGAN PULA BERPUASA PADA HARI-HARI YANG DIMAKRUHKAN:

a. PUASA ORANG YANG SAKIT BERSANGATAN
b. PUASA ORANG YANG SANGAT TUA
c. PUASA WANITA YANG HAMIL
d. PUASA ORANG YANG MUSAFIR
e. PUASA PADA HARI 'ARAFAH BAGI ORANG YANG MENGERJAKAN HAJI
f. PUASA PADA HARI SABTU SAHAJA (DITUNGGALKAN)
g. PUASA PADA HARI JUMAAT SAHAJA (DITUNGGALKAN)
h. PUASA ASALNYA SUNNAT DIKERJAKAN OLEH ORANG YANG MENANGGUNG PUASA QADHA
i. PUASA SEPANJANG TAHUN (SEPANJANG MASA)

3. ORANG YANG MENGERJAKAN PUASA WAJIB DIKEHENDAKI BERNIAT PUASA PADA WAKTU MALAM. ADAPUN PUASA SUNNAT BOLEH BERNIAT PADA PAGI HARI SEBELUM TERGELINCIR MATAHARI (BELUM MASUK WAKTU ZUHUR) DENGAN SYARAT BELUM MELAKUKAN PERKARA-PERKARA YANG MEMBATALKAN PUASA

4. NIAT PUASA TIDAK SEMESTINYA DENGAN MELAFAZKAN DALAM BAHASA ARAB, MEMADAI MELINTASKAN DIDALAM HATI DENGAN APA-APA JUGA BAHASA YANG KITA FAHAMI, IAITU BAHAWA KITA HENDAK MELAKUKAN PUASA (SEBUT JENIS PUASANYA) PADA HARI ESOK (JIKA NIAT PADA WAKTU MALAM) ATAU PADA HARI INI (JIKA BERNIAT PADA WAKTU DINIHARI ATAU WAKTU SAHUR ATAU PADA SEBELAH PAGI SELEPAS SUBUH JIKA PUASA SUNNAT)

Wednesday, September 12, 2007

Rahasia di Balik Puasa di Bulan Ramadhan


Dikutip dari: Indri - Bandung (NiasIsland.Com)

BAGI umat Islam di seluruh dunia, Ramadan merupakan bulan suci yang membawa berkah dan ampunan. Dalam bulan ini, umat Islam sedang menjalankan puasa selama satu bulan penuh untuk melaksanakan kewajiban salah satu dari rukun Islam. Perintah berpuasa ini terdapat dalam Alquran, surat Al-Baqarah yang berbunyi, "Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa".

Kalau kita perhatikan dan renungkan ayat ini sedalam-dalamnya, kelihatannya ayat ini mengandung arti dan tujuan tertentu, bukan hanya karena anjuran atau imbauan begitu saja supaya orang-orang melakukan puasa, siapa yang mengerjakan puasa akan mendapat ganjaran pahala, sedangkan yang tidak melaksanakan akan mendapatkan siksa. Di dalam ayat itu sepertinya ada suatu makna yang tersembunyi.

Untuk ini marilah kita perhatikan kata-kata "Hai orang-orang yang beriman". Ayat ini merupakan satu perintah yang hanya ditujukan kepada orang-orang yang beriman (beragama Islam). Padahal, orang-orang yang beriman itu barangkali sudah pasti akan menjalankan perintah berpuasa tersebut sesuai dengan rukun Islam. Akan tetapi, Allah SWT sepertinya masih merasa khawatir kalau-kalau tidak melaksanakan puasa Ramadan sebaik mungkin karena dalam ayat itu terdapat kata-kata, "sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu". Yang menjadi pemikiran kita ialah siapa "orang-orang sebelum kamu" itu sehingga perlu dimasukkan ke dalam ayat itu. Diperkirakan, apa yang dimaksud dengan orang-orang sebelum kamu itu adalah orang-orang yang di zaman pertama di muka bumi ini. Orang-orang zaman kita ini termasuk orang-orang zaman kedua.

Kemungkinan manusia zaman pertama tersebut peradabannya sudah tinggi. Karena pengetahuan mereka sudah tinggi tentulah cara berpikirnya sudah lain sehingga tidak percaya lagi dengan ajaran Tuhan. Segala sesuatu di alam dunia ini dipandang terjadi dengan sendirinya. Dengan ilmu pengetahuan yang mereka miliki dapatlah mereka membuat segala seuatu yang mereka inginkan. Mereka dapat bersenang-senang dan berbuat sesuatu tanpa mempercayai lagi adanya larangan Tuhan. Mereka tidak percaya lagi dengan takdir yang mengatur alam semesta ini. Karena perbuatan mereka yang sifatnya sudah durhaka itu dan di mata Tuhan sudah menjadi orang-orang yang tidak berguna lagi, turunlah azab berupa bencana besar (hukum kausalitas) sambil mengubah sistem kehidupan di muka bumi ini. Hampir semua dari mereka dihapuskan tertimbun di dalam bumi.

Manusia yang masih tinggal hidup tersebar di muka bumi saat ini itulah manusia zaman kedua. Jadi cukup jelas pada ayat 183 dalam surat Al-Baqarah, selain berupa perintah juga berupa peringatan keras jangan sampai tidak melaksanakan puasa bagi orang-orang yang beriman. Jangan sampai sejarah zaman pertama itu terulang lagi.

Sekarang, yang menjadi pertanyaan kita lagi ialah mengapa kita harus melakukan puasa? Perkara ini sudah banyak disampaikan oleh para ulama kita. Akan tetapi sebagai tambahan, kita harus memahami terlebih dahulu apa arti kehidupan ini? Kehidupan manusia di muka bumi sebenarnya adalah untuk sementara saja, yaitu untuk diuji. Kehidupan yang sebenarnya ialah kehidupan di akhirat nanti, kehidupan yang kekal. Proses pengembangan alam semesta, termasuk proses kehidupan bumi, semuanya diatur dengan sempurna oleh takdir yaitu hukum kausal (kausalitas).

Manusia, khususnya orang-orang yang beriman, akan mengalami ujian. Ujian tersebut dapat berupa godaan yang dapat dilakukan oleh apa yang dinamakan setan. Setan dapat disamakan dengan penyakit bagi manusia. Setan ialah sesuatu yang dapat merusak menusia. Yang dapat menjadi setan ialah jin, manusia, hewan, kuman, virus, dll. Setan berada di lingkungan kehidupan yang selalu mengintip mangsanya, terutama manusia.

Dalam menempuh perjuangan hidup, manusia selalu mendapat rintangan sehingga harus bekerja keras dan mengalami pengorbanan. Di dalam surat Al-'Ashr, Allah mengatakan bahwa sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Penyakit (setan) masuk ke badan manusia terus ke perut melalui mulut, hidung, mata, telinga, dan lubang lainnya. Penyakit yang paling berbahaya bagi manusia ialah penyakit hati atau penyakit mental. Penyakit setan ini bersemayam di simpul-simpul saraf yang memengaruhi cara berpikir manusia dan proses pertumbuhan badan. Penyakit hati tersebut misalnya, penyakit lemah iman, sering bohong, suka menipu, suka maling dan korupsi, suka zina, malas kerja. Penyakit ini dapat disembuhkan hanya dengan jalan berpuasa.

Pertanyaan berikutnya ialah mengapa puasa mesti dilaksanakan pada bulan Ramadan? Salah satu sebabnya sudah jelas bahwa Rasulullah saw., bersabda, "Ramadan adalah bulan suci yang penuh berkah, rahmat dan ampunan". Ditambah lagi surat Al-Baqarah mengatakan bahwa Malam Qadar lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Dari ayat ini jelas kelihatan bahwa Tuhan dengan penuh kasih sayang-Nya setiap satu tahun sekali mengadakan evaluasi kepada sistem kehidupan di muka bumi ini dan sekaligus mengadakan perbaikan. Tanah yang sudah mulai kurang subur disuburkan kembali. Tumbuh-tumbuhan dan tanaman menjadi segar memberikan buah-buahan yang lebat guna memakmurkan hewan dan manusia. Peternakan berkembang biak. Manusia yang sudah mulai kena stres disegarkan kembali agar dapat bertakwa, yaitu agar dapat menjalankan perintah Allah dengan penuh keikhlasan dan menjauhi larangan-Nya.

Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Orang-orang yang melaksanakan puasa dalam bulan Ramadan dapat diibaratkan sebagai sebuah mobil yang menjalani perbaikan (reparasi) besar-besaran (turun mesin). Ramadan dikatakan bulan suci yang penuh berkah (energi dan rezeki) dan ampunan (penyembuhan). Kalau kita tinjau secara ilmiah, Tuhan menurunkan malaikat-malaikat ke bumi dapat diartikan sebagai memberikan energi baru kepada sistem kehidupan di muka bumi. Energi ini berupa radiasi (penyinaran) matahari yang penyebarannya secara meluas sehingga memberikan hawa segar kepada kehidupan. Penyinaran ini terjadi sepanjang bulan Ramadan. Puncak penyinaran terjadi pada malam Qadar, mungkin tatkala terjadi transit antara planet-planet dengan matahari.

Malam Qadar lebih baik dari seribu bulan. Kalau kita renungkan kata-kata ini secara logis, kelihatan bahwa Tuhan mengevaluasi dan memperbaiki sistem kehidupan di bumi ini bukan hanya setiap satu tahun sekali, melainkan pula dilakuakn dalam setiap seribu bulan sekali. Seribu bulan sama dengan kira-kira 83 tahun. Bedanya dengan kejadian pada malam Qadar, pada tiap seribu bulan sekali selain terjadi perbaikan sistem kehidupan juga terjadi perombakan secara besar-besaran, yang kadang-kadang berupa bencana besar seperti gempa, ledakan gunung berapi, badai dan topan, gelombang pasang, dan gelombang panas.

Secara ilmiah, ini terjadi disebabkan juga oleh gravitasi secara radiasi matahari yang sebenarnya terpusat ke muka bumi, yang kadang-kadang dapat menimbulkan pembakaran, diperkirakan seperti terjadi di daerah Tunguskha Siberia pada tahun 1908. Akibat perbesaran radiasi matahari dapat memecahkan planet-planet menjadi batu-batu meteor. Batu-batu meteor ini dapat berjatuhan di muka bumi. Batu-batu itu dapat dipakai Allah untuk membinasakan kaum durhaka di zaman Nabi Luth di negeri Sodom dan Gomorah. Di samping batu-batu yang berjatuhan juga mereka dihantam oleh ledakan-ledakan petir yang membakar hangus, mereka musnah tanpa kesempatan untuk mengelak dan mendebat.

Ancaman yang demikian senantisa tersedia untuk setiap bangsa yang durhaka, yang tidak peduli dengan larangan Tuhan lagi. Hanya Allah yang dapat menentukan bangsa durhaka mana yang akan disiksanya di muka bumi ini. Tentara gajah di zaman sebelum kelahiran Muhammad saw., telah dimusnahkan oleh batu-batu panas yang berjatuhan, musnah bagaikan debu kering karena mereka akan meruntuhkan Kakbah di Mekah dan mereka menentang agama Ibrahim. Simpulannya, pada bulan Ramadan terjadi perbaikan sistem kehidupan tanpa hukuman. Mudah-mudahan bangsa kita jangan menjadi kaum durhaka yang akan mendapat siksaan.