Cari Disini / Search Here

Google
 

Wednesday, September 26, 2007

Kemungkaran di Hari Raya Idul Fitri

Ketahuilah wahai saudaraku muslim - semoga Allah memberi taufik kepadaku dan kepadamu- sesungguhnya kebahagiaan yang ada pada hari-hari raya kadang-kadang membuat manusia lupa atau sengaja melupakan perkara-perkara agama mereka dan hukum-hukum yang ada dalam Islam. Sehingga engkau melihat mereka banyak berbuat kemaksiatan dan kemungkaran-kemungkaran dalam keadaan mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya !! Semua inilah yang mendorongku untuk menambahkan pembahasan yang bermanfaat ini dalam tulisanku, agar menjadi peringatan bagi kaum muslimin dari perkara yang mereka lupakan dan mengingatkan mereka atas apa yang mereka telah lalai darinya.


Di antara kemungkaran itu adalah :


Pertama: Berhias dengan mencukur jenggot


Perkara ini banyak dilakukan manusia. Padahal mencukur jenggot merupakan perbuatan yang diharamkan dalam agama Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagaimana ditunjukkan dalam hadits-hadits yang shahih yang berisi perintah untuk memanjangkan jenggot agar tidak tasyabbuh (menyerupai) orang-orang kafir yang kita diperintah untuk menyelisihi mereka. Selain berkaitan dengan hal itu, memanjangkan jenggot termasuk fithrah (bagi laki-laki) yang tidak boleh kita rubah. Dalil-dalil tentang keharaman mencukur jenggot terdapat dalam kitab-kitab Imam Madzhab yang empat yang telah dikenal [Lihat Fathul Bari 10/351, Al-Ikhtiyar Al-Ilmiyah 6, Al-Muhalla 2/220, Ghidza'ul Albab 1/376 dan selainnya]


Kedua : Berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahramnya


Ini merupakan bencana yang banyak menimpa kaum muslimin, tidak ada yang selamat darinya kecuali orang yang dirahmati Allah. Perbuatan ini haram berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam (yang artinya): “Seseorang ditusukkan jarum besi pada kepalanya adalah lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya" [Hadits Shahih, Lihat takhrijnya secara panjang lebar dalam Juz'u Ittiba' as-Sunnah No. 15 oleh Adl-Dliya Al-Maqdisi -dengan tahqiqku. Diriwayatkan ar Rauyaani dalam musnadnya 227/2 dari Ma’qil bin Yasaar dan sanadnya jayyid lihat Silsilah Ahadits ash Shohihah karya Al Albani no 226]


Keharaman perbuatan ini diterangkan juga dalam kitab-kitab empat Imam Madzhab yang terkenal [Lihat Syarhu An Nawawi ala Muslim 13/10, Hasyiyah Ibnu Abidin 5/235, Aridlah Al-Ahwadzi 7/95 dan Adlwau Bayan 6/603]


Ketiga : Tasyabbuh (meniru) orang-orang kafir dan orang-orang barat dalam berpakaian dan mendengarkan alat-lat musik serta perbuatan mungkar lainnya.


Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda (yang artinya): “Siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka" [Hadits ini dikeluarkan oleh Ahmad 2/50 dan 92 dari Ibnu Umar dan isnadnya Hasan. Diriwayatkan oleh Ath-Thahawi dalam Musykil Al Atsar 1/88 dari Hassan bin Athiyah, Abu Nu'aim dalam Akhbar Ashbahan 1/129 dari Anas, meskipun ada pembicaraan padanya, tetapi dengan jalan-jalan tadi, hadits ini derajatnya Shahih, insya Allah]


Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda (yang artinya): “Benar-benar akan ada pada umatku beberapa kaum yang mereka menghalalkan zina, sutera (bagi laki-laki ,-pent), khamr dan alat-alat musik. Dan benar-benar akan turun beberapa kaum menuju kaki gunung untuk melepaskan gembalaan mereka sambil beristirahat, kemudian mereka didatangi seorang fasik untuk suatu keperluan. Kemudian mereka berkata: "Kembalilah kepada kami besok!" Lalu Allah membinasakan dan menimpakan gunung itu pada mereka dan sebagian mereka dirubah oleh Allah menjadi kera-kera dan babi-babi hingga hari kiamat" [Hadits Riwayat Bukhari 5590 secara muallaq dan bersambung menurut Abu Daud 4039, Al-Baihaqi 10/221 dan selainnya. berkata Al-Hafidzh dalam Hadyu As-Sari 59 : Al-Hasan bin Sufyan menyambungnya dalam Musnadnya, dan Al-Isma'ili, Ath-Thabrani dalam Al-Kabir. Abu Nua'im dari empat jalan, dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya dan selain mereka]


Keempat : Masuk dan becengkerama dengan wanita-wanita yang bukan mahram.


Hal ini dilarang oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan sabda beliau (yang artinya): “Hati-hatilah kalian jangan sampai masuk untuk menemui para wanita". Maka berkata salah seorang pria Anshar: "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang al-Hamwu?" Beliau berkata: "Al-Hamwu adalah maut" [Hadits Riwayat Bukhari 5232, Muslim 2172 dari 'Uqbah bin Amir].
Al- Allamah Az-Zamakhsyari berkata dalam menerangkan al-Hamwu: "Al-Hamwu bentuk jamaknya adalah Ahmaa' adalah kerabat dekat suami seperti ayah [dikecualikan dari larangan di atas berdasarkan nash Al-Qur'anul Karim, lihat Al-Mughni 6/570], saudara laki-laki, pamannya dan selain mereka. Dan sabda beliau: "Al-Hamwu adalah maut" maknanya ia dikelilingi oleh kejelekan dan kerusakan yang telah mencapai puncaknya sehingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyerupakannya dengan maut, karena hal itu merupakan sumber segala bencana dan kebinasaan. Yang demikian karena Al-Hamwu lebih berbahaya daripada orang lain yang tidak dikenal. Sebab kerabat dekat yang bukan mahram terkadang tidak ada kekhawatiran atasnya atau merasa aman terhadap mereka, lain halnya dengan orang yang bukan kerabat" [Al-Faiq fi Gharibil Hadits 9 1/318, Lihat An-Nihayah 1/448, Gharibul Hadits 3/351 dan Syarhus Sunnah 9/26,27]


Kelima: Wanita-wanita yang ber-tabarruj (memamerkan kecantikan) kemudian keluar ke pasar-pasar atau tempat lainnya.


Ini merupakan perbuatan yang diharamkan dalam syari'at Allah. Allah Ta'ala berfirman (yang artinya): “Hendaklah mereka (wanita-wanita) tinggal di rumah-rumah mereka dan jangan ber-tabarruj ala jahiliyah dulu dan hendaklah mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat" [Al-Ahzab : 33]


Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya): “Dua golongan manusia termasuk penduduk neraka yang belum pernah aku melihatnya: .... dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berlenggak-lenggok, menyimpang (dari taat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan keharusan mereka untuk menjaga kemaluan; lihat An-Nihayah" 4/382), kepala-kepala mereka bagaikan punuk-punuk unta (Berkata Al-Qadli 'Iyadh dalam Masyariqul Anwar 1/79: al-Bukht adalah unta yang gemuk yang memiliki dua punuk. Maknanya -wallahu a'lam- wanita-wanita itu menggelung rambut mereka hingga kelihatan besar dan tidak menundukkan pandangan mata mereka). Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mendapatkan bau surga. Padahal bau suurga dapat tercium dari perjalanan sekian dan sekian" [Hadits ini dikeluarkan oleh Muslim dalam "Shahihnya" 2128, 2856 dan 52, Ahmad 2/223 dan 236 dari Abu Hurairah]


Keenam : Mengkhususkan ziarah kubur pada hari raya, membagi-bagikan manisan dan makanan di pekuburan, duduk di atas kuburan, bercampur baur antara pria dan wanita, bergurau dan meratapi orang-orang yang telah meninggal, dan kemungkaran-kemungkaran lainnya.


Lihat perincian yang lain tentang bid'ah yang dilakukan di kuburan dalam kitab Ahkamul Janaiz 258-267 oleh Syaikh kami Al-Albani Rahimahullah.


Ketujuh : Boros dalam membelanjakan harta yang tidak ada manfaatnya dan tidak ada kebaikan padanya.


Allah berfirman (yang artinya): “Janganlah kalian berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan" [QS. Al-An'am : 141]. “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang berbuat boros itu adalah saudaranya syaitan" [QS. Al-Isra : 26-27]


Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya): “Tidak akan berpindah kedua kaki anak Adam pada hari kiamat dari sisi Rabb-nya hingga ditanya tentang ... dan hartanya dari mana ia perolah dan ke mana ia infakkan" [Hadits Riwayat Tirmidzi 2416, Al-Khatib dalam Tarikh-nya 12/440 dari Ibnu Mas'ud, padanya ada kelemahan. Akan tetapi ada pendukungnya dari Abi Barzah di sisi Ad-Darimi 1/131, Abu Nua’im dalam al Hulyah 10/232, Ibnu Ad Daibsyi dalam Dzail Tarikh Baghdad 2/163. Dan dari Mu'adz di sisi Al-Khatib 11/441. Maka hadits ini Hasan.]


Kedelapan : Kebanyakan manusia meninggalkan shalat berjama'ah di masjid tanpa alasan syar'i atau mengerjakan shalat Id tetapi tidk shalat lima waktu. Demi Allah, sesungguhnya ini adalah salah satu bencana yang amat besar.


Kesembilan : Berdatangannya sebagian besar orang-orang awam ke kuburan setelah fajar hari raya, mereka meninggalkan shalat Id, dirancukan dengan bid'ah mengkhususkan ziarah kubur pada hari raya.


Lihat Al-Madkhal 1/286 oleh Ibnu Hajj, Al-Ibda hal.135 oleh Ali Mahfudh dan Sunnanul Iedain hal.39 oleh Al-Syauqani.


Kesepuluh : Tidak adanya kasih sayang terhadap fakir miskin.


Sehingga anak-anak orang kaya memperlihatkan kebahagiaan dan kegembiraan dengan bebagai jenis makanan yang mereka pamerkan di hadapan orang-orang fakir dan anak-anak mereka tanpa perasaan kasihan atau keinginan untuk membantu dan merasa bertanggung jawab. Padahal Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya): “Tidak beriman salah seorang dari kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya" [Hadits Riwayat Bukhari 13 dan Muslim 45, An-Nasa'i 8/115 dan Al-Baghawi 3474 meriwayatkan dengan tambahan; "dari kebaikan" dan isnadnya Shahih]
Kesebelas: Bid'ah-bid'ah yang dilakukan oleh kebanyakan orang yang dianggap syaikh dengan pengakuan bertaqqarub kepada Allah Ta'ala, padahal tidak ada asalnya sama sekali dalam agama Allah.


Bid'ah itu banyak sekali dilakukan muslimin (Lihat beberapa di antaranya dalam kitab A'yadul Islam 58 pasal Bida'ul Iedain). Aku hanya menyebutkan satu saja di antaranya, yaitu kebanyakan para khatib dan pemberi nasehat menyerukan untuk menghidupkan malam hari Id (dengan ibadah) dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Tidak hanya sebatas itu yang mereka perbuat, bahkan mereka menyandarkan hadits palsu kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, yaitu hadits yang berbunyi (yang artinya): “Barangsiapa yang menghidupkan malam Idul Fithri dan Idul Adha maka hatinya tidak akan mati pada hari yang semua hati akan mati" [Hadits ini palsu (maudlu'), diterangkan oleh ustazd kami Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Adl-Dlaifah 520-521]


Maka tidak boleh menyandarkan kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ucapan tersebut. Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.



Judul asli: Ahkaamu Al' Iidaini Fii Al-Sunnah Al-Muthahharah oleh Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Abdul Hamid Al-Halabi Al-Atsari dan Syaikh Salim Al Hilali, yang terjemahannya dalam edisi Indonesia ada dua buku yaitu Hari Raya Bersama Rasulullah, Pustaka Al-Haura', penerjemah Ummu Ishaq Zulfa Hussein; dan Tuntunan Ibadah Ramadhan dan Hari Raya, terbitan Maktabah Salafy Press, penerjemah ustadz Hannan Husein Bahannan.


Tuesday, September 25, 2007

Untuk Kita Renungkan


Sobat muda muda muslim, barangkali inilah enaknya punya banyak teman dan bergaul dengan mereka (terutama yang baik-baik ya). Kalo ada yang pinter, insya Allah kita kebawa pinter juga. Banyak teman kita yang rajin, maka insya Allah kita pun akan kebawa rajin.
Oya, berikut ini saya tulis ulang dan sedikit dikasih tambahan beberapa kalimat atau mungkin paragraf (karena renungan itu berupa artikel singkat). Apa aja sih? Yuk, kita sama-sama renungkan dalam-dalam:

Sedekah vs belanja

Lucu ya, uang Rp 20.000-an kelihatan begitu besar bila dibawa ke kotak amal masjid, tapi begitu kecil bila kita bawa ke supermarket.

Jujur saja, kalimat ini begitu kena banget (khususnya kepada saya sendiri). Gimana nggak, kadang seringnya di antara kita ngisi kotak amal di masjid dengan uang recehan. Makanya, kalo pas kotak amal diedarin ke jamaah yang duduk berderet rapi di shaf-nya masing-masing suka terdengar bunyi nyaring tanda uang recehan jatuh menimpa benda keras (apalagi kalo kotaknya terbuat dari kaleng, lebih keras bunyi gemerincingnya).

Mungkin uang itu pecahan seratus, lima ratus, atau seribu rupiah yang logam. Tapi bukan berarti nggak boleh beramal dengan jumlah seperti itu. Jika ikhlas, insya Allah dapet pahala juga dong. Begitu pun sebaliknya, meski yang dimasukkin pecahan lima puluh ribu tapi nggak ikhlas kan sayang juga ya? Mendingan ngasih lima puluh ribu dan ikhlas kan? Hehehe.. itu sih, bagus banget atuh ya.

Terlepas dari nilai “ikhlas”, kita coba renungkan aja dikit ya, betapa kita masih merasa “pelit” untuk bersedekah. Padahal itu buat kita juga amalannya di sisi Allah. Tapi, kita harus merasa “royal” kalo jajan or belanja di mal. Bawa uang 50 ribu rupiah aja serasa masih kurang. Iya nggak? Kalo saya pernah ngerasa demikian. Astaghfirullah…

Semoga kita, bisa seperti Abdurrahman bin ‘Auf dan sahabat Rasul lainnya yang seperti nggak sayang sama harta. Mereka sedekahkan hartanya untuk urusan di jalan Allah dengan sangat banyak (menurut kita).

Ngaji vs nonton sepakbola

Lucu ya, 45 menit terasa terlalu lama untuk dengerin pengajian, tapi betapa pendeknya waktu itu untuk nonton pertandingan sepakbola
Yap, memang kadang lucu abis, kalo dengerin pengajian mah rata-rata dari kita baru lima menit berlalu aja mata kita udah merem-melek. Ngantuk! Apalagi kalo sampe harus 45 menit, wah jarang-jarang deh yang bisa bertahan dengan penuh semangat dan aktif dengerin dan bertanya kepada narasumber pengajian.

Tapi kalo kita nonton pertandingan sepakbola di televisi, waktu “setengah main” itu terasa pendek banget. Kita terhipnotis oleh aksi bintang-bintang lapangan hijau pujaan kita. Kita pun betah menikmatinya. Nggak terasa, 45 menit berlalu singkat banget. Lucu ya?

Doa vs ngobrol

Lucu ya, seringnya kita susah merangkai kata untuk dipanjatkan saat berdoa kepada Allah Swt., tapi betapa mudahnya cari bahan obrolan bila ketemu teman dan kata-kata dari mulut kita begitu lancar mengalir.
Hmm… abis sholat aja, kadang banyak di antara kita yang buru-buru pulang dari masjid atau mushola. Berdoa seperlunya dan mungkin doanya monoton alias yang diucapkan yang itu-itu aja (bosen nggak sih?).

Okelah, mungkin di antara kita ada keperluan sehingga begitu selesai sholat berjamaah, berdoa sebentar dan keluar dari masjid. Nggak apa-apa, karena sebetulnya berdoa sunnah hukumnya. Cuma, di sini kita sedikit aja merenung dan evaluasi diri: “Apa iya kalo kita berdoa meminta kepada Allah begitu singkatnya? Begitu buru-burunya? Dan nggak pandai merangkai kata dalam berdoa untuk ‘memikat' Allah Swt.?”

Emang iya sih, Allah Mahatahu apa yang diinginkan hambaNya dalam berdoa, tapi adabnya kan kita kudu sopan. Wong sama orang aja kita sopan dan menghargai. Iya nggak?
Tapi lucunya pas kita ngobrol bareng teman-teman, rangkaian kata dari mulut kita mengalir deras. Nggak ada beban dan lepas aja, gitu. Lain kali ye hawanya? Lucu juga tuh.

Sepakbola vs sholat

Lucu ya, betapa serunya perpanjangan waktu di pertandingan sepakbola favorit kita, tapi betapa bosannya kita bila imam sholat tarawih bulan Ramadhan kelamaan bacaannya.
Eh, jujur aja nih, terutama kalo nonton sepakbola di pertandingan final. Kalo hasilnya seri di waktu normal, maka diadakan perpanjangan waktu. Nah, banyak di antara kita yang betah menikmatinya. Apalagi kalo sampe nontonnya berjamaah di kafe. Dijamin seru abis.
Tapi, kalo bacaan ayat dari sang imam pas sholat tarawih panjang dikit aja, kita langsung pegel-pegel, dan nekat ngejatuhin ‘talak tiga' untuk nggak sholat di masjid itu lagi kalo imamnya orang tersebut. Walah?

Itu sebabnya, masjid or mushola yang melaksanakan sholat tarawih berjamaah dengan imam sholatnya yang biasa ngebut dengan kecepatan tinggi dalam membaca ayat, pasti membludak jamaahnya. Ckckck.. betapa banyak dari kita yang pengennya instan dan serba cepat dalam hal ibadah.

Baca al-Quran vs baca novel

Lucu ya, susah banget baca al-Quran 1 juz saja, tapi baca novel best sellers 100 halaman pun habis dilalap dalam sekejap dan kita merasa enjoy .
Hihihi.. iya juga ya? Waktu sekolah dulu saya bareng temen-temen pernah baca Wiro Sableng yang judulnya “Petaka Gundik Jelita” dan “Lima Iblis dari Nanking” antara 1 sampe 2 jam. Dan itu harus ngorbanin baca Fessenden & Fessenden yang nulis Kimia Organik. Padahal besoknya mo ujian kimia. Baca al-Quran? Hmm.. satu halaman kayaknya udah merasa “beruntung” deh. Ckckck… kenapa ya? Lucu sekaligus sedih kalo mengenang ini.

Rahasianya apa? Mungkin kalo bacaan al-Quran cepet bosen karena nggak ngerti artinya. Mugkin juga. Eh, tapi ada juga teman yang asyik banget baca Harry Potter edisi bahasa Inggris-nya sampe berjam-jam kok. Ya, kita sih khusnudzan saja, mungkin juga baca al-Quran pun doi sanggup berjam-jam dan berjuz-juz. Tapi umumnya, kita suka cepet bosen kan baca al-Quran lama-lama? Lebih sregep baca novel, baca komik, atau lainnya.

Eh, bukan berarti nggak boleh lho. Silakan aja baca novel. Ini juga sekadar renungan, bahwa ternyata kita lebih susah dan lebih banyak malasnya untuk baca al-Quran ketimbang baca bacaan lainnya. Tul nggak?

Konser musik vs shalat jumat

Lucu ya, orang-orang pada berebut untuk dapetin tempat di barisan paling depan ketika nonton konser musik, tapi berebut cari shaf paling belakang bila shalat jumat agar bisa cepat keluar.
Coba deh tengok acara konser musik di televisi, banyak orang rebutan untuk mendapatkan ‘shaf' terdepan biar bisa ngelihat dengan jelas bintang pujaannya, syukur-syukur kalo sampe bisa salaman.

Kalo pun harus bayar, banyak di antara kita yang rela ngeluarin duit untuk nebus tempat strategis di arena konser. Tapi pas sholat jumat mah , nyari tempat di shaf paling belakang biar cepet keluar, atau paling nggak nyari dinding or tiang untuk nyender. Lucu ya?

Dakwah vs gossip

Lucu ya, susahnya orang diajak untuk partisipasi dalam dakwah, tapi mudahnya orang berpartisipasi dalam menyebar gossip.
Ckckck… untuk ngajak dakwah susahnya setengah hidup. Alasannya macem-macem. Entah dengan alasan karena belum cukup ilmu, atau karena malu. Sehingga bikin lidah kelu. Tapi begitu ada yang ngomporin untuk ngegossip, lidahnya langsung fasih dan ikut nyebarin lagi. Wuih, aneh ya? Lucu ya?

Padahal, tentu saja, nilai perbuatannya lain banget. Kalo dakwah insya Allah dapet pahala, tapi ngegossip? Selain dibenci orang, juga dibenci Allah Swt. Amit-amit deh. Tapi, kenapa banyak di antara kita yang hobi ngegossip ketimbang semangat dakwah? Semoga menjadi renungan…

Media massa vs al-Quran

Lucu ya, kita begitu percaya banget pada apa yang disampaikan media massa, tapi kita sering mempertanyakan apa yang disampaikan al-Quran.
Jujur saja, media massa saat ini menjadi salah satu kekuatan untuk melakukan perubahan sosial, politik, ekonomi dsb. Banyak dari kita yang percaya begitu saja dengan apa yang disampaikan media massa. Kasus peledakkan bom di London awal Juli lalu, media massa hampir di seluruh dunia langsung “menuding” Islam dan kaum muslimin berada di balik serangan tersebut.

Eh, kita yang baca, banyak juga yang kemudian terprovokasi dan ikut-ikutan menjatuhkan vonis kepada Islam dan umatnya. Apa nggak bahaya banget tuh?
Tapi kita, kaum muslimin, ada juga yang masih mempertanyakan apa yang disampaikan oleh al-Quran. Isinya diutak-atik dan dipersepsi sendiri demi keuntungan dan tujuan tertentu. Kebalik-balik memang. Padahal, dalam surat al-Baqarah ayat 2 saja Allah Swt. sudah menjamin bahwa al-Quran itu “laaroiba fiihi” alias tidak ada keraguan di dalamnya. Nggak cuma itu, ayat tersebut melanjutkan (yang artinya): “petunjuk bagi mereka yang bertakwa”.

Yap, al-Quran itu pasti kebenarannya, dan sekaligus petunjuk bagi mereka yang bertakwa. Jadi, mengapa harus mempertanyakan lagi apa yang disampaikan Allah dalam al-Quran? Tapi dalam waktu bersamaan, kita lebih percaya kepada media massa (bahkan ada yang sampe nggak perlu ngecek kebenarannya), padahal nggak jarang isinya berupa ‘kabar burung' dan juga informasi yang sesat dan menyesatkan.

Surga pengen, beramal ogah

Lucu ya, pengen masuk surga, tapi ogah beramal. Hmm.. ini sih bukan hanya lucu, tapi juga aneh bin ajaib. Emangnya surga gratis? Nggak lha yauw. Kita-kita aja masih was-was, khawatir amalan baik selama ini nggak keterima karena mungkin nggak ikhlas. Lebih sedih lagi seharusnya jika kita berharap surga tapi nggak pernah (atau sedikit) beramal baik.
Sobat muda muslim, banyak di antara kita yang kepengen masuk surga, tapi diminta untuk sholat aja susahnya setengah mati. Banyak juga di antara kita yang pengen dapetin surgaNya, tapi diminta untuk taat dan patuh sama ajarannya aja ogah. Itu sih sama artinya ngarepin dapet uang pensiun tapi tanpa kerja selagi usia produktif. Lucu dan aneh banget kan?
Pengen masuk surga tapi tanpa beriman dan tanpa beramal sholeh, kira-kira mungkin nggak? Mimpi kali ye!

Ini sedikit renungan aja buat kita semua. Semoga kita mulai berbenah dalam hidup ini. Mumpung masih muda. Selagi mudah untuk melakukan berbagai amal kebaikan, jangan sia-siakan waktu kita. Kita bisa berbuat lebih banyak. Karena kita nggak pernah tahu kapan kita dijemput oleh Malaikat Ijroil untuk menghadap Allah Swt. dan mempertanggung-jawabkan perbuatan kita selama di dunia. Mumpung masih ada waktu, sebisa mungkin kita mengumpulkan banyak amal baik untuk bekal di akhirat kelak.

Rasul mulia saw. telah bersabda: “Bersegeralah menunaikan amal-amal kebajikan. Karena, saatnya nanti akan datang banyak fitnah, bagaikan penggalan malam yang gelap gulita. Betapa bakal terjadi seseorang yang di pagi hari dalam keadaan beriman, di sore harinya ia menjadi kafir. Dan seseorang yang di waktu sore masih beriman, keesokan harinya menjadi kafir. Ia menjual agamanya dengan komoditas dunia.” (HR Bukhari dan Muslim)

Air Juga Mendengar...


Mungkin sudah pernah ada yang baca buku aslinya... berikut cuplikannya.

Dan Kami ciptakan dari air segala sesuatu yang hidup." (Q.S. Al Anbiya:30)

Dalam kitab-kitab tafsir klasik, ayat tadi diartikan bahwa tanpaair semua akan mati kehausan. Tetapi di Jepang, Dr. Masaru Emoto dariUniversitas Yokohama dengan tekun melakukan penelitian tentang perilaku air. Air murni dari mata air di Pulau Honshu didoakan secara agama Shinto, lalu didinginkan sampai -5oC di laboratorium, lantas difoto dengan mikroskop elektron dengan kamera kecepatan tinggi. Ternyata molekul air membentuk kristal segi enam yang indah. Percobaan diulangi dengan membacakan kata, "Arigato (terima kasih dalam bahasa Jepang)" didepan botol air tadi. Kristal kembali membentuk sangat indah.

Lalu dicoba dengan menghadapkan tulisan huruf Jepang, "Arigato". Kristal membentuk dengan keindahan yang sama. Selanjutnya ditunjukkan kata "setan", kristal berbentuk buruk. Diputarkan musik Symphony Mozart, kristal muncul berbentuk bunga. Ketika musik heavy metal diperdengarkan, kristal hancur.

Ketika 500 orang berkonsentrasi memusatkan pesan "peace" di depan sebotol air, kristal air tadi mengembang bercabang-cabang dengan indahnya. Dan ketika dicoba dibacakan doa Islam, kristal bersegi enam dengan lima cabang daun muncul berkilauan. Subhanallah. Dr. Emoto akhirnya berkeliling dunia melakukan percobaan dengan air di Swiss, Berlin, Prancis, Palestina, dan ia kemudian diundang ke Markas Besar PBB di New York untuk mempresentasikan temuannya pada bulan Maret 2005 lalu.

Ternyata air bisa "mendengar" kata-kata, bisa "membaca" tulisan, dan bisa "mengerti" pesan. Dalam bukunya The Hidden Message in Water, Dr. Masaru Emoto menguraikan bahwa air bersifat bisa merekam pesan, seperti pita magnetik atau compact disk. Semakin kuat konsentrasi pemberi pesan, semakin dalam pesan tercetakdi air. Air bisa mentransfer pesan tadi melalui molekul air yang lain. Barangkali temuan ini bisa menjelaskan, kenapa air putih yang didoakan bisa menyembuhkan si sakit. Dulu ini kita anggap musyrik, atau paling sedikit kita anggap sekadar sugesti, tetapi ternyata molekul air itumenangkap pesan doa kesembuhan, menyimpannya, lalu vibrasinya merambat kepada molekul air lain yang ada di tubuh si sakit.

Tubuh manusia memang 75% terdiri atas air. Otak 74,5% air. Darah 82% air. Tulang yang keras pun mengandung 22% air. Air putih galon dirumah, bisa setiap hari didoakan dengan khusyu kepada Allah, agar anak yang meminumnya saleh, sehat, dan cerdas, dan agar suami yang meminum tetap setia. Air tadi akan berproses di tubuh meneruskan pesan kepadaair di otak dan pembuluh darah. Dengan izin Allah, pesan tadi akan dilaksanakan tubuh tanpa kita sadari. Bila air minum di suatu kota didoakan dengan serius untuk kesalehan, insya Allah semua penduduk yang meminumnya akan menjadi baik dan tidak beringas.

Rasulullah saw.bersabda, "Zamzam lima syuriba lahu", "Air zamzam akan melaksanakan pesan dan niat yang meminumnya". Barangsiapa minum supaya kenyang, dia akan kenyang. Barangsiapa minum untuk menyembuhkan sakit, dia akan sembuh. Subhanallah ... Pantaslah air zamzam begitu berkhasiat karena dia menyimpan pesan doa jutaan manusia selama ribuan tahun sejak Nabi Ibrahim a.s.

Bila kita renungkan berpuluh ayat Al Quran tentang air, kita akan tersentak bahwa Allah rupanya selalu menarik perhatian kita kepada air. Bahwa air tidak sekadar benda mati. Dia menyimpan kekuatan, daya rekam, daya penyembuh, dan sifat-sifat aneh lagi yang menunggu disingkap manusia. Islam adalah agama yang paling melekat dengan air. Shalat wajib perlu air wudlu 5 kali sehari. Habis bercampur, suami istri wajib mandi. Mati pun wajib dimandikan. Tidak ada agama lain yang menyuruh memandikan jenazah, malahan ada yang dibakar. Tetapi kita belum melakukan zikir air. Kita masih perlakukan air tanpa respek. Kita buang secara mubazir, bahkan kita cemari. Astaghfirullah. Seorang ilmuwan Jepang telah merintis. Ilmuwan muslim harus melanjutkan kajian kehidupan ini berdasarkan Al Quran dan hadis.

Wallahu a'lam ...

Tuesday, September 18, 2007

Renungan Ramadhan

Awan sedikit mendung, ketika kaki kaki kecil Yani berlari-lari gembira di atas jalanan menyeberangi kawasan lampu merah Karet. Baju merahnya yg Kebesaran melambai Lambai di tiup angin. Tangan kanannya memegang Es krim sambil sesekali mengangkatnya ke mulutnya untuk dicicipi, sementara tangan kirinya mencengkram Ikatan sabuk celana ayahnya.
Yani dan Ayahnya memasuki wilayah pemakaman umum Karet, berputar sejenak ke kanan & kemudian duduk Di atas seonggok nisan "Hj Rajawali binti Muhammad 19-10-1915:20- 01-1965" "Nak, ini kubur nenekmu mari Kita berdo'a untuk nenekmu" Yani melihat wajah ayahnya, lalu menirukan tangan ayahnya yg mengangkat ke atas dan ikut memejamkan mata seperti ayahnya. Ia mendengarkan ayahnya berdo'a untuk Neneknya... "Ayah, nenek waktu meninggal umur 50 tahun ya Yah."
Ayahnya mengangguk sembari tersenyum, sembari memandang pusara Ibu-nya. "Hmm, berarti nenek sudah meninggal 42 tahun ya Yah..." Kata Yani berlagak sambil matanya menerawang dan jarinya berhitung. "Ya, nenekmu sudah di dalam kubur 42 tahun ... " Yani memutar kepalanya, memandang sekeliling, banyak kuburan di sana. Di samping kuburan neneknya ada kuburan tua berlumut "Muhammad Zaini: 19-02-1882 : 30-01-1910" "Hmm.. Kalau yang itu sudah meninggal 106 tahun yang lalu ya Yah", jarinya menunjuk nisan disamping kubur neneknya.
Sekali lagi ayahnya mengangguk. Tangannya terangkat mengelus kepala anak satu-satunya. "Memangnya kenapa ndhuk ?" kata sang ayah menatap teduh mata anaknya. "Hmmm, ayah khan semalam bilang, bahwa kalau kita mati, lalu di kubur dan kita banyak dosanya, kita akan disiksa dineraka" kata Yani sambil meminta persetujuan ayahnya. "Iya kan yah?" Ayahnya tersenyum, "Lalu?" "Iya .. Kalau nenek banyak dosanya, berarti nenek sudah disiksa 42 tahun dong yah di kubur? Kalau nenek banyak pahalanya, berarti sudah 42 tahun nenek senang dikubur .... Ya nggak yah?" mata Yani berbinar karena bisa menjelaskan kepada Ayahnya pendapatnya.
Ayahnya tersenyum, namun sekilas tampak keningnya berkerut, tampaknya cemas ..... "Iya nak, kamu pintar," kata ayahnya pendek. Pulang dari pemakaman, ayah Yani tampak gelisah Di atas sajadahnya, memikirkan apa yang dikatakan anaknya... 42 tahun hingga sekarang... kalau kiamat datang 100 tahun lagi...142 tahun disiksa .. atau bahagia dikubur .... Lalu Ia menunduk ... Meneteskan air mata... Kalau Ia meninggal .. Lalu banyak dosanya ... lalu kiamat masih 1000 tahun lagi berarti Ia akan disiksa 1000 tahun? Innalillaahi WA inna ilaihi rooji'un .... Air matanya semakin banyak menetes, sanggupkah ia selama itu disiksa? Iya kalau kiamat 1000 tahun ke depan, kalau 2000 tahun lagi? Kalau 3000 tahun lagi? Selama itu ia akan disiksa di kubur.
Lalu setelah dikubur? Bukankah Akan lebih parah lagi? Tahankah? padahal melihat adegan preman dipukuli massa ditelevisi kemarin ia sudah tak tahan? Ya Allah... Ia semakin menunduk, tangannya terangkat, keatas bahunya naik turun tak teratur.... air matanya semakin membanjiri jenggotnya Allahumma as aluka khusnul khootimah.. berulang Kali di bacanya DOA itu hingga suaranya serak ... Dan ia berhenti sejenak ketika terdengar batuk Yani. Dihampirinya Yani yang tertidur di atas dipan Bambu. Di betulkannya selimutnya. Yani terus tertidur.... tanpa tahu, betapa sang bapak sangat berterima kasih padanya karena telah menyadarkannya arti sebuah kehidupan... Dan apa yang akan datang di depannya... "Yaa Allah, letakkanlah dunia ditanganku, jangan Kau letakkan dihatiku..."
Sebarkan e-mail ini ke saudara-saudara Kita, "mudah-mudahan bermanfaat.. . "
Sebarkanlah walau hanya 1 ayat"

Thursday, September 13, 2007

FADHILAT PUASA WAJIB DAN SUNNAT SEPANJANG TAHUN






Ibadat puasa adalah ibadah dikerjakan dengan berlapar dan berdahaga sepanjang hari iaitu sejak terbitnya fajar sodiq (masuk waktu Subuh) hingga terbenamnya matahari (masuk waktu Maghrib). Antara hikmah dan faedah ibadat puasa ialah menginsafkan diri bahawa kita pada hakikatnya adalah makhluk yang dhaif yang perlu sentiasa menghampirkan diri dan beribadat kepada Allah s.w.t. serta mengharapkan limpah kurnia-Nya.

Firman Allah s.w.t. menjelaskan tentang hikmah puasa Ramadhan yang bermaksud:
"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan berpuasa atas kamu sebagaimana diwajibkan atas umat-umat yang terdahulu sebelum kamu, semoga kamu bertakwa" (Surah al-Baqarah:183)

Dengan puasa juga, kita akan memperoleh kesehatan jasmani dan rohani. Sabda Nabi Muhammad s.a.w. yang bermaksud: "Berpuasalah kamu, tentu kamu akan sehat." Sabda Baginda Rasulullah s.a.w. lagi: "Perut besar itu adalah sarang penyakit dan banyak makan itu punca segala penyakit."

Selain daripada itu, puasa juga mempunyai hikmah dan faedah seperti:

1. Tanda bersyukur kepada Allah s.w.t. atas limpah kurnia nikmatNya yang tidak terhingga
2. Mendidik nafsu ammarah (yang lebih banyak mengajak kepada keburukan) agar berubah menjadi nafsu lawwamah dan seterusnya meningkat kepada nafsu mutmainnah yakni nafsu yang tenang tenteram, bersedia menjunjung titah perintah Allah s.w.t.
3. Melatih dan mendidik jiwa supaya mempunyai sifat kasihan belas terhadap orang-orang yang susah menderita dan kurang bernasib baik kehidupan mereka
4. Membersihkan diri daripada sifat-sifat mazmumah (keji) seperti tamak, sombong, hasad dengki dan lain-lain lagi
5. Mendidik jiwa supaya bersifat sabar, tahan menanggung kesusahan dan pelbagai cabaran dalam menempuh perjuangan hidup
6. Memperolehi kecerdasan akal dan fikiran sebagaimana disebut dalam satu riwayat maksudnya: "Orang yang lapar perutnya itu tajamlah fikirannya dan teranglah hatinya."

Oleh kerana sangat besar faedah dan manfaatnya ibadah puasa kepada kita, maka selain puasa yang wajib pada bulan Ramadhan, ada lagi puasa-puasa sunat yang elok dilakukan sepanjang tahun iaitu seperti yang akan disebutkan nanti.



FADHILAT PUASA RAMADHAN


Puasa pada bulan Ramadhan difardhukan kepada setiap individu Muslim dan Muslimah yang telah 'aqil baligh dan ketiadaan uzur syar'i. Uzur puasa seperti sakit dan dalam perjalanan (musafir) sejauh 91km. atau lebih. Orang yang uzur boleh meninggalkan puasanya. tetapi wajib mengqadhanya pada hari dan bulan yang lain.

Puasa Ramadhan adalah menjadi salah satu rukun Islam yang kelima. Pahala melakukannya tersangat besar, sebagaimana sabda Nabi Muhammad s.a.w. yang bermaksud: "Sesiapa berpuasa pada bulan Ramadhan dalam keadaan beriman dan kerana menuntutkan keredhaan Allah s.w.t., nescaya diampunkan dosa-dosanya yang telah lalu." (Rujuk: Al-Targhib II:206)

Sabda Baginda Rasulullah s.a.w.: "Setiap amanalan anak Adam (manusia) itu digandakan satu kebaikan dengan sepuluh yang seumpamanya hingga kepada 700 kali ganda. Firman Allah s.w.t. (maksudnya) : "Kecuali puasa yang dikerjakan untuk Ku, maka Aku-lah yang membalasnya. Dia menahan syahwatnya dan meninggalkan makan kerana Aku" Bagi orang yang puasa itu ada dua kegembiraan, iaitu gembira ketika berbuka (atau berhari raya) dan gembira ketika menemui Tuhannya kelak. Dan, demi bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum daripada bau kasturi." (Riwayat Muslim dari Abu Hurairah)

FADHILAT PUASA-PUASA SUNNAT SEPANJANG TAHUN

1. Puasa enam hari dalam bulan Syawal

Fadhilat atau keutamaannya sangat besar sebagaimana sabda Nabi Muhammad s.a.w. yang bermaksud: "Sesiapa berpuasa Ramadhan, kemudian diiringi dengan puasa (sunnat) enam hari dalam bulan Syawal adalah seperti puasa selama setahun." (Riwayat Muslim)

Cara melakukannya yang terbaik (afdal) secara berturut-turut dan dimulakan pada hari kedua bulan Syawal, tetapi boleh dan sah dengan tidak berturut-turut, misalnya sehari puasa dua hari tidak, kemudian puasa lagi, asalkan genap enam hari didalam bulan Syawal. Malah sesetengah ulama mengharuskan puasa enam hari dalam bulan Syawal diniatkan berserta puasa qadha Ramadhan.

2. Puasa hari 'Arafah (9 Zulhijjah)

Disunatkan kepada orang yang tidak melakukan ibadah haji. Fadhilatnya sangat besar sebagaimana dijelaskan menerusi hadith daripada Abi Qatadah r.a. ujurnya, Rasullullah s.a.w. telah ditanya oleh sahabat mengenai puasa hari 'Arafah, sabdanya bermaksud: "Ia menghapuskan dosa setahun yang lalu dan tahun-tahun kemudiannya." (Riwayatkan oleh Muslim dan al-Turmuzi)

Menerusi hadith daripada Abi Qatadah r.a. juga bahawa Rasullullah s.a.w. bersabda yang bermaksud: "Puasa pada hari 'Arafah itu menghapuskan dosa dua tahun yang lalu dan tahun yang akan datanag." (Diriwayat oleh Muslim)

3. Puasa pada bulan Muharram

Daripada Abi Hurairah r.a. katanya, telah bersabda Rasullullah s.a.w. yang maksudnya: "Seafdal-afdal puasa selepas Ramadhan ialah puasa pada bulan Allah iaitu bulan Muharram dan seafdal-afdal solat selepas solat fardhu ialah solat malam." (Riwayat Muslim)

Daripada Ibu 'Abbas r.a. katanya, telah bersabda Rasullullah s.a.w. maksudnya: "Sesiapa berpuasa pada hari 'Arafah nescaya terhapus dosanya dua tahun dan sesiapa berpuasa satu hari daripada bulan Muharram maka untuknya setiap sehari (mendapat pahala) 30 hari." (Dikeluarkan oleh al-Tabrani)

4. Puasa pada hari 'Asyura (10 Muharram)

Daripada Abi Qatadah r.a. bahawasanya Rasullullah s.a.w. telah ditanya mengenai puasa hari 'Asyura (yakni hari ke-10 bulan Muharram) maka sabda Baginda s.a.w. yang bermaksud: "Ia akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." (Riwayat Muslim)

5. Puasa hari Tasu'a (Tanggal 9 Muharram)

Ia disunatkan, namun Rasullullah s.a.w. belum sempat mengerjakannya, bagaimanapun Baginda s.a.w. bersabda maksudnya: "Sesungguhnya jika aku hidup pada tahun hadapan, aku akan berpuasa pada 9 Muharram." (Riwayat Ahmad dan Muslim)

PERINGATAN

Puasa sunnat pada hari ke-10 Muharram hendaklah digabungkan dengan hari sebelumnya iaitu pada hari ke-9 atau dengan hari selepasnya (yakni hari ke-11) dan lebih baik lagi dikerjakan tiga hari berturut-turut iaitu ke-9, ke-10 dan ke-11. Jika ditunggalkan 10 Muharram sahaja maka hukumnya makruh kerana menyerupai amalan orang Yahudi.

Sabda Nabi Muhammad s.a.w yang bermaksud: "Berpuasalah pada hari 'Asyura (10 Muharram) dan jangalah menyamai perbuatan orang Yahudi; oleh itu berpuasalah sehari sebelum dan sehari sesudahnya." (Riwayat Imam Ahmad)

6. Puasa bulan Sya'aban

Daripada Usamah bin Zaid r.a. katanya, aku berkata: "Wahai Rasullullah, tidak saya lihat tuan hamba berpuasa satu bulan daripada bulan-bulan (dalam setahun selain Ramadhan) seperti tuan berpuasa pada bulan Sya'aban." Sabda Rasullullah s.a.w.: "Bulan ini (yakni bulan Sya'aban) ialah bulan yang manusia lalai padanya antara Rajab dan Ramadhan, pada hal ia (yakni bulan Sya'aban) adalah bulan diangkat amalan kepada Tuhan seru sekelian alam, maka aku suka amalanku diangkat dan aku berpuasa." (Riwayat al-Nasai)

Ummu Salamah r.a. pula berkata: "Tidak pernah aku lihat Rasullullah s.a.w. berpuasa dua bulan berturut-turut melainkan pada bulan Sya'aban dan Ramadhan." (Riwayat al-Turmuzi)

7. Puasa pada hari Isnin dan Khamis

Daripada Abi Hurairah r.a. daripada Rasullullah s.a.w. sabdanya: "Diperlihatkan (kehadrat Allah s.w.t.) segala amalan itu pada hari Isnin dan Khamis, justeru saya suka ketika diperlihatkan amalan-amalanku itu sedang aku berpuasa." (Riwayat al-Turmuzi)

Menurut riwayat Muslim diterima daripada Abu Qatadah, pernah ditanyakan kepada Rasullullah sa.w. tentang puasa pada hari Isnin, maka Baginda s.a.w. menjawab dengan sabdanya yang bermaksud: "Itulah hari yang padanya aku dilahirkan, padanya aku dibangkitkan menajdi Rasul dan padanya Al-Quran diturunkan kepadaku." (Subul al-Salam)

8. Puasa hari Rabu, Khamis dan Jum'at

Daripada 'Ubaid bin Muslim al-Qurasyi daripada bapanya r.a. ujurnya, aku bertanya atau ditanya oleh Baginda Rasullullah s.a.w. mengenai puasa dahar (sepanjang tahun), maka Baginda Rasullullah s.a.w. bersabda yang bermaksud: "Tidak (maksudnya tidak dibenarkan puasa tersebut), kerana sesungguhnya untuk keluargamu atas dirimu ada hak. Oleh itu berpuasalah pada bulan Ramadhan dan yang mengikutinya (enam hari dalam bulan Syawal), dan pada setiap hari Rabu dan Khamis, maka anda sungguh telah (mendapat pahala) puasa sepanjang tahun dan anda juga telah berbuka." (Riwayat Abu Dawud, al-Nasai dan al-Turmuzi)

Daripada Anas bin Malik r.a. bahawa beliau telah mendengar Rasullullah s.a.w. bersabda bermaksud: "Sesiapa berpuasa pada hari Rabu, Khamis dan Jumaat, nescaya Allah s.w.t. membina untuknya sebuah istana disyurga daripada permata, yaqut dan zabarzad dan dicatat baginya bebas dari api neraka" (Riwayat al-Tabrani)

Menerusi riwayat daripada Ibnu Umar r.a., Nabi Muhammad s.a.w. bersabda yang bermaksud: "Sesiapa berpuasa pada hari Rabu, Khamis dan Jumaat, kemudian bersedekah pada hari Jumaat sedikit atau banyak, nescaya diampunkan semua dosanya hingga menjadi seperti bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya, bersih daripada segala dosa." (Dikeluarkan oleh al-Tabrani)

9. Puasa pada hari Putih (13, 14 dan 15 bulan Islam)

Diriwayatkan daripada Jarir r.a. daripada Nabi Muhammad s.a.w. yang bermaksud: "Berpuasa tiga hari pada setiap bulan adalah puasa sepanjang tahun iaitu puasa pada hari-hari putih - pada hari 13,14 dan 15 (bulan Qamariyah)." (Riwayat al-Nasai dengan sanad yang sohih)

10. Puasa tiga hari pada setiap bulan

Diriwayatkan oleh Muslim daripada Abi Qatadah, bahawasanya Baginda Rasullullah s.a.w. bersabda maksudnya: "Puasa tiga hari pada setiap bulan, Ramadhan ke Ramadhan itulah puasa sepanjang masa."

Mengenai berpuasa tiga hari pada setiap bulan, ada beberapa pendapat Ulama. Antaranya dikatakan puasa tiga hari itu ialah puasa pada 13, 14 dan 15. Inilah pendapat kebanyakkan Ulama, antara lain Umar, Ibnu Mas'ud, Abu Zar, al-Syafi'i, Abu Hanifah, Ahmad dan Ishaq.
Sementara al-Nakha'i berpendapat ialah puasa tiga hari pada akhir bulan.

11. Puasa selang-seli (sehari puasa sehari tidak)

Hadith daripada Abdullah bin 'Amru ibnu al-'As r.a. bahawasanya Nabi Muhammad s.a.w. bersabda yang bermaksud: "Telah sampai berita kepadaku bahawa anda berpuasa pada waktu siang dan berjaga (kerana beribadah) waktu malam. Jangan buat demikian kerana untuk jasadmu atas dirimu ada habuan, untuk matamu atas dirimu ada habuan dan untuk isterimu ada habuan. Puasalah dan berbukalah. Puasa tiga hari pada setiap bulan, maka dengan demikian anda mendapat pahala sepanjang tahun." Aku berkata: " Wahai Rasullullah, aku mempunyai kekuatan (keupayaan untuk berpuasa). Sabda Baginda Rasullullah s.a.w. "Maka berpuasalah puasa NabiDaud a.s. iaitu berpuasalah sehari dan berbuka sehari." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)

Daripada Abdullah bin 'Amru ibnu al'As katanya, telah bersabda Rasullullah sa.w. bermaksud: "Puasa yang paling disukai oleh Allah s.w.t. ialah puasa Nabi Daud dan solat yang paling disukai Allah s.w.t. ialah solat Nabi Daud, baginda tidur separuh malam dan bangun beribadah sepertiga malam dan tidur seperempat malam dan baginda berpuasa sehari dan berbuka sehari." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)

PERINGATAN

1. Dalam mencari pahala puasa sunnat, janga tersalah hari-hari yang diharamkan berpuasa iaitu:

a. TANGGAL 1 SYAWAL (HARI RAYA AIDIL FITRI)
b. 10 ZULHIJJAH (HARI RAYA AIDIL ADHA)HARI-HARI TASYRIQ: 11, 12 DAN 13 ZULHIJJAH
c. HARI SYAK MUNGKIN HARI MULA BERPUASA (30 SYA'ABAN)
d. SELEPAS 15 SYA'ABAN JIKA BUKAN PUASA QADHA ATAU NAZAR ATAU TIADA HUBUNGAN DENGAN PUASA PADA HARI SEBELUMNYA, ATAU BUKAN HARI YANG BIASA BERPUASA
e. PUASA SUNNAT BAGI WANITA TANPA IZIN SUAMI (JIKA SUAMI BERMUKIM YAKNI TAK MUSAFIR ATAU BERPERGIAN JAUH)

2. JANGAN PULA BERPUASA PADA HARI-HARI YANG DIMAKRUHKAN:

a. PUASA ORANG YANG SAKIT BERSANGATAN
b. PUASA ORANG YANG SANGAT TUA
c. PUASA WANITA YANG HAMIL
d. PUASA ORANG YANG MUSAFIR
e. PUASA PADA HARI 'ARAFAH BAGI ORANG YANG MENGERJAKAN HAJI
f. PUASA PADA HARI SABTU SAHAJA (DITUNGGALKAN)
g. PUASA PADA HARI JUMAAT SAHAJA (DITUNGGALKAN)
h. PUASA ASALNYA SUNNAT DIKERJAKAN OLEH ORANG YANG MENANGGUNG PUASA QADHA
i. PUASA SEPANJANG TAHUN (SEPANJANG MASA)

3. ORANG YANG MENGERJAKAN PUASA WAJIB DIKEHENDAKI BERNIAT PUASA PADA WAKTU MALAM. ADAPUN PUASA SUNNAT BOLEH BERNIAT PADA PAGI HARI SEBELUM TERGELINCIR MATAHARI (BELUM MASUK WAKTU ZUHUR) DENGAN SYARAT BELUM MELAKUKAN PERKARA-PERKARA YANG MEMBATALKAN PUASA

4. NIAT PUASA TIDAK SEMESTINYA DENGAN MELAFAZKAN DALAM BAHASA ARAB, MEMADAI MELINTASKAN DIDALAM HATI DENGAN APA-APA JUGA BAHASA YANG KITA FAHAMI, IAITU BAHAWA KITA HENDAK MELAKUKAN PUASA (SEBUT JENIS PUASANYA) PADA HARI ESOK (JIKA NIAT PADA WAKTU MALAM) ATAU PADA HARI INI (JIKA BERNIAT PADA WAKTU DINIHARI ATAU WAKTU SAHUR ATAU PADA SEBELAH PAGI SELEPAS SUBUH JIKA PUASA SUNNAT)

Wednesday, September 12, 2007

Rahasia di Balik Puasa di Bulan Ramadhan


Dikutip dari: Indri - Bandung (NiasIsland.Com)

BAGI umat Islam di seluruh dunia, Ramadan merupakan bulan suci yang membawa berkah dan ampunan. Dalam bulan ini, umat Islam sedang menjalankan puasa selama satu bulan penuh untuk melaksanakan kewajiban salah satu dari rukun Islam. Perintah berpuasa ini terdapat dalam Alquran, surat Al-Baqarah yang berbunyi, "Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa".

Kalau kita perhatikan dan renungkan ayat ini sedalam-dalamnya, kelihatannya ayat ini mengandung arti dan tujuan tertentu, bukan hanya karena anjuran atau imbauan begitu saja supaya orang-orang melakukan puasa, siapa yang mengerjakan puasa akan mendapat ganjaran pahala, sedangkan yang tidak melaksanakan akan mendapatkan siksa. Di dalam ayat itu sepertinya ada suatu makna yang tersembunyi.

Untuk ini marilah kita perhatikan kata-kata "Hai orang-orang yang beriman". Ayat ini merupakan satu perintah yang hanya ditujukan kepada orang-orang yang beriman (beragama Islam). Padahal, orang-orang yang beriman itu barangkali sudah pasti akan menjalankan perintah berpuasa tersebut sesuai dengan rukun Islam. Akan tetapi, Allah SWT sepertinya masih merasa khawatir kalau-kalau tidak melaksanakan puasa Ramadan sebaik mungkin karena dalam ayat itu terdapat kata-kata, "sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu". Yang menjadi pemikiran kita ialah siapa "orang-orang sebelum kamu" itu sehingga perlu dimasukkan ke dalam ayat itu. Diperkirakan, apa yang dimaksud dengan orang-orang sebelum kamu itu adalah orang-orang yang di zaman pertama di muka bumi ini. Orang-orang zaman kita ini termasuk orang-orang zaman kedua.

Kemungkinan manusia zaman pertama tersebut peradabannya sudah tinggi. Karena pengetahuan mereka sudah tinggi tentulah cara berpikirnya sudah lain sehingga tidak percaya lagi dengan ajaran Tuhan. Segala sesuatu di alam dunia ini dipandang terjadi dengan sendirinya. Dengan ilmu pengetahuan yang mereka miliki dapatlah mereka membuat segala seuatu yang mereka inginkan. Mereka dapat bersenang-senang dan berbuat sesuatu tanpa mempercayai lagi adanya larangan Tuhan. Mereka tidak percaya lagi dengan takdir yang mengatur alam semesta ini. Karena perbuatan mereka yang sifatnya sudah durhaka itu dan di mata Tuhan sudah menjadi orang-orang yang tidak berguna lagi, turunlah azab berupa bencana besar (hukum kausalitas) sambil mengubah sistem kehidupan di muka bumi ini. Hampir semua dari mereka dihapuskan tertimbun di dalam bumi.

Manusia yang masih tinggal hidup tersebar di muka bumi saat ini itulah manusia zaman kedua. Jadi cukup jelas pada ayat 183 dalam surat Al-Baqarah, selain berupa perintah juga berupa peringatan keras jangan sampai tidak melaksanakan puasa bagi orang-orang yang beriman. Jangan sampai sejarah zaman pertama itu terulang lagi.

Sekarang, yang menjadi pertanyaan kita lagi ialah mengapa kita harus melakukan puasa? Perkara ini sudah banyak disampaikan oleh para ulama kita. Akan tetapi sebagai tambahan, kita harus memahami terlebih dahulu apa arti kehidupan ini? Kehidupan manusia di muka bumi sebenarnya adalah untuk sementara saja, yaitu untuk diuji. Kehidupan yang sebenarnya ialah kehidupan di akhirat nanti, kehidupan yang kekal. Proses pengembangan alam semesta, termasuk proses kehidupan bumi, semuanya diatur dengan sempurna oleh takdir yaitu hukum kausal (kausalitas).

Manusia, khususnya orang-orang yang beriman, akan mengalami ujian. Ujian tersebut dapat berupa godaan yang dapat dilakukan oleh apa yang dinamakan setan. Setan dapat disamakan dengan penyakit bagi manusia. Setan ialah sesuatu yang dapat merusak menusia. Yang dapat menjadi setan ialah jin, manusia, hewan, kuman, virus, dll. Setan berada di lingkungan kehidupan yang selalu mengintip mangsanya, terutama manusia.

Dalam menempuh perjuangan hidup, manusia selalu mendapat rintangan sehingga harus bekerja keras dan mengalami pengorbanan. Di dalam surat Al-'Ashr, Allah mengatakan bahwa sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Penyakit (setan) masuk ke badan manusia terus ke perut melalui mulut, hidung, mata, telinga, dan lubang lainnya. Penyakit yang paling berbahaya bagi manusia ialah penyakit hati atau penyakit mental. Penyakit setan ini bersemayam di simpul-simpul saraf yang memengaruhi cara berpikir manusia dan proses pertumbuhan badan. Penyakit hati tersebut misalnya, penyakit lemah iman, sering bohong, suka menipu, suka maling dan korupsi, suka zina, malas kerja. Penyakit ini dapat disembuhkan hanya dengan jalan berpuasa.

Pertanyaan berikutnya ialah mengapa puasa mesti dilaksanakan pada bulan Ramadan? Salah satu sebabnya sudah jelas bahwa Rasulullah saw., bersabda, "Ramadan adalah bulan suci yang penuh berkah, rahmat dan ampunan". Ditambah lagi surat Al-Baqarah mengatakan bahwa Malam Qadar lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Dari ayat ini jelas kelihatan bahwa Tuhan dengan penuh kasih sayang-Nya setiap satu tahun sekali mengadakan evaluasi kepada sistem kehidupan di muka bumi ini dan sekaligus mengadakan perbaikan. Tanah yang sudah mulai kurang subur disuburkan kembali. Tumbuh-tumbuhan dan tanaman menjadi segar memberikan buah-buahan yang lebat guna memakmurkan hewan dan manusia. Peternakan berkembang biak. Manusia yang sudah mulai kena stres disegarkan kembali agar dapat bertakwa, yaitu agar dapat menjalankan perintah Allah dengan penuh keikhlasan dan menjauhi larangan-Nya.

Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Orang-orang yang melaksanakan puasa dalam bulan Ramadan dapat diibaratkan sebagai sebuah mobil yang menjalani perbaikan (reparasi) besar-besaran (turun mesin). Ramadan dikatakan bulan suci yang penuh berkah (energi dan rezeki) dan ampunan (penyembuhan). Kalau kita tinjau secara ilmiah, Tuhan menurunkan malaikat-malaikat ke bumi dapat diartikan sebagai memberikan energi baru kepada sistem kehidupan di muka bumi. Energi ini berupa radiasi (penyinaran) matahari yang penyebarannya secara meluas sehingga memberikan hawa segar kepada kehidupan. Penyinaran ini terjadi sepanjang bulan Ramadan. Puncak penyinaran terjadi pada malam Qadar, mungkin tatkala terjadi transit antara planet-planet dengan matahari.

Malam Qadar lebih baik dari seribu bulan. Kalau kita renungkan kata-kata ini secara logis, kelihatan bahwa Tuhan mengevaluasi dan memperbaiki sistem kehidupan di bumi ini bukan hanya setiap satu tahun sekali, melainkan pula dilakuakn dalam setiap seribu bulan sekali. Seribu bulan sama dengan kira-kira 83 tahun. Bedanya dengan kejadian pada malam Qadar, pada tiap seribu bulan sekali selain terjadi perbaikan sistem kehidupan juga terjadi perombakan secara besar-besaran, yang kadang-kadang berupa bencana besar seperti gempa, ledakan gunung berapi, badai dan topan, gelombang pasang, dan gelombang panas.

Secara ilmiah, ini terjadi disebabkan juga oleh gravitasi secara radiasi matahari yang sebenarnya terpusat ke muka bumi, yang kadang-kadang dapat menimbulkan pembakaran, diperkirakan seperti terjadi di daerah Tunguskha Siberia pada tahun 1908. Akibat perbesaran radiasi matahari dapat memecahkan planet-planet menjadi batu-batu meteor. Batu-batu meteor ini dapat berjatuhan di muka bumi. Batu-batu itu dapat dipakai Allah untuk membinasakan kaum durhaka di zaman Nabi Luth di negeri Sodom dan Gomorah. Di samping batu-batu yang berjatuhan juga mereka dihantam oleh ledakan-ledakan petir yang membakar hangus, mereka musnah tanpa kesempatan untuk mengelak dan mendebat.

Ancaman yang demikian senantisa tersedia untuk setiap bangsa yang durhaka, yang tidak peduli dengan larangan Tuhan lagi. Hanya Allah yang dapat menentukan bangsa durhaka mana yang akan disiksanya di muka bumi ini. Tentara gajah di zaman sebelum kelahiran Muhammad saw., telah dimusnahkan oleh batu-batu panas yang berjatuhan, musnah bagaikan debu kering karena mereka akan meruntuhkan Kakbah di Mekah dan mereka menentang agama Ibrahim. Simpulannya, pada bulan Ramadan terjadi perbaikan sistem kehidupan tanpa hukuman. Mudah-mudahan bangsa kita jangan menjadi kaum durhaka yang akan mendapat siksaan.

Tuesday, September 11, 2007

Keutamaan Bulan Ramadhan







Oleh Yudhie Prastowo


Tidak lama lagi bulan Ramadhan, bulan yang penuh rahmat dan berkah yang senantiasa dinanti dan dirindukan, akan menjelang. Salah satu persiapan yang perlu kita lakukan adalah persiapan fikriyah, yaitu terkait dengan keilmuan dan pengetahuan, misalnya dengan me-refresh kembali segala hal yang terkait dengan Bulan Ramadhan tsb, baik dari hukum-hukum berpuasa, keutamaannya dll.

Diharapkan dengan persiapan fikriyah tadi, selain dapat menyegarkan kembali ingatan kita tentang fiqh puasa misalnya, juga dapat menjadi ‘pendorong semangat’ kita untuk bersegera dan bergembira dalam menyambutnya serta beramal shalih di dalamnya. Dan untuk memenuhi persiapan fikriyah tersebutlah tulisan ringan ini dimaksudkan.

Bulan Penuh Berkah dan Rahmat

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu: Adalah Rasulullah SAW memberi kabar gembira kepada para sahabatnya dengan bersabda:

Artinya: “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu puasa di dalamnya; pada bulan ini pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para setan diikat; juga terdapat pada bulan ini malam yang lebih baik daripada seribu bulan, barangsiapa tidak memperoleh kebaikannya maka dia tidak memperoleh apa-apa.” (HR. Ahmad dan An- Nasa’i)

Bulan Diwajibkan Berpuasa

Allah Swt. berfirman:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa.” (QS Al Baqarah: 183).

Diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiallahu‘ anhu, bahwa Nabi bersabda:

Artinya: “Setiap amal yang dilakukan anak adam adalah untuknya, dan satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipatnya bahkan sampai tujuh ratus kali lipat." Allah Ta’ala berfirman, ‘Kecuali puasa, itu untuk-Ku dan Aku yang langsung membalasnya. la telah meninggalkan syahwat, makan dan minumnya karena-Ku.’ Orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih harum daripada aroma kesturi.”

Bulan Diturunkannya Al-Quran

Allah Swt. berfirman: Artinya: “Bulan Ramadhan, yang pada bulan itu Al Qur’an diturunkan sebagai petunjuk buat manusia dan penjelasan tentang petunjuk itu, dan sebagai pemisah (yang haq dan yang batil).” (QS Al Baqarah: 185).

Pendapat yang kuat mengenai hal ini adalah, bahwa Al-Quran diturunkan secara keseluruhan oleh Allah Swt. ke langit dunia sebelum diturunkan berangsur-angsur kepada RasuluLlah saw. Dan hal tersebut terjadi di Bulan Ramadhan.

Di bulan ini RasuluLlah saw. juga banyak membaca Al-Quran sebagaimana diriwayatkan:

Artinya: “Dan Jibril ‘Alaihis-Salam menjumpai nabi saw pada setiap malam bulan Ramadhan, dan beliau mengajaknya bertadarrus Al Qur’an”. (HR Muttafaqun ‘alaih)

Bulan yang di Dalamnya Terdapat Malam Seribu Bulan

Allah Swt. berfirman: Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikatmalaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar” (QS Al-Qadr 1-5).

Rasulullah saw. juga bersabda:
Artinya: “...juga terdapat pada bulan ini malam yang lebih baik daripada seribu bulan,...” (HR. Ahmad dan An-Nasa’i) Malam tersebut adalah Malam Lailatul Qadar, yang terdapat di antara malammalam ganjil pada sepuluh malam terakhir Bulan Ramadhan.

Bulan Ampunan

Rasulullah saw. bersabda: Artinya: “Shalat lima waktu, dari Jum’at ke Jum’at, dari Ramadhan ke Ramadhan, dapat menghapuskan dosadosa, apabila dosa-dosa besar dihindari.” (HR Muslim).

Rasulullah saw. bersabda:
Artinya: “Barang siapa yang melakukan ibadah di malam hari bulan Ramadhan, karena iman dan mengharapkanridha Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu diampuni.” (Muttafaqun ‘alaih).

Rasulullah saw. bersabda:
Artinya: “Barang siapa berpuasa di Bulan Ramadhan dan mengetahui batas-batasnya, dan ia menjaga diri dari segala apa yang patut dijaga, dihapuskanlah dosanya yang sebelumnya.” (HR Ahmad, Baihaqi dengan sanad baik)

Melihat hadits-hadits tersebut, maka Bulan Ramadhan adalah sebuah kesempatan emas bagi kita untuk membersihkan kotoran-kotoran dosa dan kesalahan yang melekat pada diri kita.

Bulan Tarbiyah

Allah Swt. berfirman:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orangorang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa.” (QS Al Baqarah: 183).

Allah Swt. berfirman:
Artinya: “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu adalah yang paling bertaqwa.” (QS Al Hujurat: 13).

Bulan Ramadhan merupakan bulan tarbiyah (pembinaan/pendidikan) bagi setiap insan untuk dapat mencapai derajat takwa. Diharapkan dengan puasa yang dilakukan dan ibadahibadah yang dikerjakan secara rutin pada bulan tersebut dapat menjadi sarana pendidikan dan pembinaan bagi diri kita sehingga dapat menggapai derajat takwa tersebut.

Bulan Santunan

Disebutkan dalam hadits bahwa: Artinya: “Sebaik-baik sedekah yaitu sedekah di bulan Ramadhan.” (HR Al- Bahaqi, Al-Khatib, At-Turmudzi)

Artinya: “Rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan, dan beliau saw lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan, ketika bertemu Jibril ‘Alaihis- Salam, sungguh, kedermawanan beliau saat itu lebih kuat daripada angin yang bertiup” (HR Muttafaqun ‘alaih).

Bulan Sabar

Telah disebutkan dalam ayat dan hadits sebelum ini, bahwa Bulan Ramadhan adalah bulan puasa di mana pada siang hari kita diperintahkan meninggalkan makanan yang asalnya halal, terlebih lagi yang haram. Begitu pula di saat ada seseorang mengganggu kita.

RasuluLlah saw. bersabda:
Artinya: “Puasa adalah perisai, bila suatu hari seseorang dari kama beupuasa, hendaknya ia tidak berkata buruk dan berteriak-teriak. Bila seseorang menghina atau mencacinya, hendaknya ia berkata ‘Sesungguhnya aku sedang puasa” (HR. Al- Bukhari, Muslim dan para penulis kitab Sunan)

Bulan Mujahadah

Telah disebutkan dalam banyak ayat dan hadits dalam poin-poin sebelumnya mengenai poin berikut ini. Bulan Ramadhan adalah bulan diwajibkannya berpuasa, sebagai sarana latihan kita untuk mencapai derajat takwa. Karenanya bulan ini dapat pula dikatakan sebagai bulan mujahadah, bulan perang terhadap hawa nafsu dan keburukan-keburukan lain yang ada di dalam diri kita.

RasuluLlah saw. bersabda:
Artinya: “Barang siapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh dengan puasanya dari makan dan minum.” (HR. Al-Bukhari).

Artinya: “Bisa jadi orang yang qiyamullail itu hanya mendapatkan meleknya saja dan bisa jadi orang yang berpuasa itu hanya mendapatkan lapar dan hausnya saja” (HR Ahmad, Ath-Thabarani dan Al Baihaqi dari Ibnu Umar, juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Abu Hurairah dengan redaksi sedikit berbeda).

Bulan Perjuangan, Kekuatan dan Kemenangan

Bulan Ramadhan bukanlah bulan lemah dan malas, namun justru sebaliknya bahwa Bulan Ramadhan bagi umat Islam adalah bulan perjuangan, jihad, bulan kuat dan bulan kemenangan. Kita dapat melihat dalam sejarah emas Islam, di mana pada Bulan Ramadhan ini berbagai kemenangan dan kesuksesan diraih oleh Umat Islam atas Izin Allah Swt.

Perang Badar Kubro yang diabadikan dalam Al Qur’an sebagai yaumul furqan (hari pembeda antara kebenaran dan kebatilan), dan ummat Islam saat itu meraih kemenangan besar, terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun 2 Hijriyah. Dan saat itu, gembong kebatilan, Abu Jahal, terbunuh.

Fathu Makkah (pembukaan Makkah) , yang dibadaikan dalam Al Qur’an sebagai Fathan Mubiiina (kemenangan yang nyata), juga terjadi pada Bulan Ramadhan, tepatnya pada tanggal 10 Ramadhan tahun 8 (delapan) Hijriyah.

Serangkaian peristiwa besar lain juga terjadi pada bulan Ramadhan, seperti: Dihancurkannya berhala Uzza oleh Khalid bin Al-Walid ra. pada tanggal 25 Ramadhan tahun 8 (delapan) Hijriyah. Berhala Latta dihancurkan pada bulan Ramadhan tahun 9 Hijriyah. Tersebarnya Islam di Yaman, yang terjadi pada bulan Ramadhan tahun 10 Hijriyah. Andalus (Spanyol sekarang) ditaklukkan pada tanggal 28 Ramadhan tahun 92 Hijriyah di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad.
Peperangan ‘Ain Jalut, dimana bangsa Mongol Tartar dapat dikalahkan oleh Pasukan Islam pertama kalinya yang sebelumnya sempat dianggap mustahil, terjadi pada bulan Ramadhan tahun 658 Hijriyah.
Dan masih banyak lagi yang lainnya.

Akhirul kalam, semoga Allah SWT berkenan untuk memanjangkan umur kita agar dapat mencicipi manisnya bulan Ramadhan hingga akhir dan semoga Allah Swt. berkenan pula menjadikan bulan Ramadhan kali ini jauh lebih baik bagi kita dibanding bulan-bulan Ramadhan sebelumnya. “Allahumma bariklanaa fii Rajab wa Sya’ban, wa balighnaa Ramadhan.” ***

Dikutip, diringkas dan disusun kembali dari: Persiapan Menghadapi Bulan Ramadhan (Ust. Abdul Hasib, Lc.), Terjemah ’Fiqhus Sunnah’ (Syaikh Sayyid Sabiq rahimahuLlah), Panduan Ibadah Ramadhan (Ust. Iman Santoso, Lc.), Risalah Ramadhan (IKADI)

Thursday, September 6, 2007

Tanda-tanda Kematian

Adapun tanda-tanda kematian menurut ulama adalah benar dan nyata, hanya amalan dan ketakwaan kita saja yang akan dapat membedakan kepekaan kita kepada tanda-tanda ini. Rasulullah SAW diriwayatkan masih mampu memperlihat dan menceritakan kepada keluarga dan sahabat secara lansung akan kesukaran menghadapi sakaratulmaut dari awal hingga akhir hayat Baginda. Imam Ghazali rahimahullah diriwayatkan memperolehi tanda-tanda ini sehingga beliau mampu menyediakan dirinya untuk menghadapi sakaratulmaut secara sendirian. Beliau menyediakan dirinya dengan segala persiapan termasuk mandinya, wuduknya serta kafannya sekali, hanya ketika sampai bahagian tubuh dan kepala saja beliau telah memanggil abangnya yaitu Imam Ahmad Ibnu Hambal untuk menyambung tugas tersebut. Beliau wafat ketika Imam Ahmad bersedia untuk mengkafankan bahagian mukanya.

Adapun riwayat -riwayat ini memperlihatkan kepada kita sesungguhnya Allah SWT tidak pernah berlaku zalim kepada hambanya. Tanda-tanda yang diberikan adalah untuk menjadikan kita umat Islam supaya dapat bertobat dan bersedia dalam perjalanan menghadap Allah SWT. Walau bagaimanapun, semua tanda-tanda ini akan berlaku kepada orang-orang Islam saja, sedangkan orang-orang kafir yaitu orang yang menyekutukan Allah, nyawa mereka ini akan dicabut tanpa peringatan sesuai dengan kekufuran mereka kepada Allah SWT.

Adapun tanda-tanda ini terbagi pada beberapa keadaan :

Tanda 100 Hari Sebelum Hari Kematian

Ini adalah tanda pertama dari Allah SWT kepada hambanya dan hanya akan disadari oleh mereka- mereka yang dikehendakinya. Walau bagaimanapun semua orang Islam akan mendapat tanda ini, hanya apakah mereka sadar atau tidak saja. Tanda ini akan berlaku lazimnya setelah waktu Asar. Seluruh tubuh mulai dari ujung rambut sampai ke ujung kaki akan mengalami getaran, seakan-akan menggigil. Contohnya seperti daging sapi yang baru disembelih, dimana jika diperhatikan dengan teliti kita akan mendapati daging tersebut seakan- akan bergetar. Tanda ini rasanya nikmat, dan bagi mereka yang sadar dan berdetak di hatinya bahwa mungkin ini adalah tanda kematian maka getaran ini akan berhenti dan hilang setelah sadar akan kehadiran tanda ini. Bagi mereka yang tidak diberi kesadaran atau mereka yang hanyut dengan kenikmatan tanpa memikirkan soal kematian , tanda ini akan lenyap begitu saja tanpa ada manfaat. Bagi yang sadar dengan kehadiran tanda ini maka ini adalah peluang terbaik untuk memanfaatkan masa yang ada untuk mempersiapkan diri dengan amalan dan urusan yang akan dibawa atau ditinggalkan sesudah mati.

Tanda 40 Hari Sebelum Hari Kematian

Tanda ini juga akan terjadi sesudah waktu Asar. Bagian pusat kita akan berdenyut-denyut. Pada ketika ini daun yang tertulis nama kita akan gugur dari pohon yang letaknya di atas Arash Allah swt. Maka malaikat maut akan mengambil daun tersebut dan mulai membuat persediaannya ke atas kita antaranya adalah ia akan mulai mengikuti kita sepanjang waktu. Akan terjadi malaikat maut ini akan memperlihatkan wajahnya sekilas dan jika ini terjadi, mereka yang terpilih ini akan merasakan seakan-akan bingung seketika. Adapun malaikat maut ini wujudnya cuma seorang tetapi kuasanya untuk mencabut nyawa adalah bersamaan dengan jumlah nyawa yang akan dicabutnya
Tanda 7 hari
Adapun tanda ini akan diberikan hanya kepada mereka yang diuji dengan musibah sakit di mana orang sakit yang tidak makan secara tiba- tiba dia berselera untuk makan.

Tanda 3 hari
Pada masa ini akan terasa denyutan di bahagian tengah dahi kita yaitu diantara dahi kanan dan kiri. Jika tanda ini dapat diketahui / dipahami maka berpuasalah kita setelah itu supaya perut kita tidak mengandungi banyak najis dan ini akan memudahkan urusan orang yang akan memandikan kita nanti. Ketika ini juga mata hitam kita tidak akan bersinar lagi dan bagi orang yang sakit hidungnya akan perlahan-lahan turun, dan ini dapat diketahui jika kita melihatnya dari bahagian sisi. Telinganya akan layu dimana bahagian ujungnya akan berangsur-angsur masuk ke dalam. Telapak kakinya yang terlunjur akan perlahan-lahan jatuh ke depan dan sukar ditegakkan.

Tanda 1 hari
Akan berlaku sesudah waktu Asar di mana kita akan merasakan satu denyutan di sebelah belakang yaitu di bahagian ubun-ubun di mana ini menandakan kita tidak akan sempat untuk menemui waktu Asar keesokan harinya.

Tanda akhir
Akan berlaku keadaan di mana kita akan merasakan satu keadaan dingin di bahagian pusat dan ianya akan turun ke pinggang dan seterusnya akan naik ke bahagian halkum. Ketika ini hendaklah kita terus mengucap kalimah syahadah dan berdiam diri dan menantikan kedatangan malaikat maut untuk menjemput kita kembali kepada Allah SWT yang telah menghidupkan kita dan sekarang akan mematikan pula.

PENUTUP
Sesungguhnya marilah kita bertakwa dan berdoa kepada Allah SWT semoga kita termasuk di antara orang-orang yang yang dipilih oleh Allah yang akan diberi kesadaran untuk peka terhadap tanda- tanda kematian ini; semoga kita dapat membuat persiapan terakhir dalam usaha memohon ampunan baik dari Allah SWT maupun dari manusia sendiri, dari segala dosa dan urusan hutang piutang kita. Namun demikian, sesuai dengan sifat Allah SWT Yang Maha Kuasa lagi Pemurah, Maha Pengasih, maka diriwayatkan bahwa tarikh kematian seseorang manusia itu masih dapat diubah dengan amalan doa, baik doa dari kita sendiri maupun doa dari orang lain. Namun hal ini adalah ketentuan Allah SWT semata-mata.

Oleh karena itu marilah kita bersama-sama berusaha dan berdoa semoga kita diberi hidayah dan petunjuk oleh Allah SWT serta kelapangan waktu dan kesehatan tubuh / badan dan juga pikiran dalam upaya kita untuk mencari keridaan Allah SWT di dunia maupun akhirat kelak.
Apa yang baik dan benar itu datangnya dari Allah SWT dan apa yang salah / silap itu adalah dari kelemahan manusia itu sendiri. WALLAHUALAM


Saudaraku!!!


Sebentar lagi kita akan menyambut Bulan yang Mulia dan sangat dinanti-nanti oleh kaum muslim, yakni Bulan Ramadhan. Bulan yang penuh rahmat dan ampunan dimana segala ibadah yang kita lakukan berpahala berlipat ganda, apalagi jika dilakukan karena Allah SWT. Nah, didalam Bulan Penuh Hikmah ini, terdapatlah satu malam yang Paaaling Mulia diantara malam-malam yang lain, yaitu Malam Lailatul Qadar yang lebih baik daripada seribu bulan. Malam dimana jika seorang muslim melakukan amalan mulia dan beribadah akan mendapatkan pahala yang dapat diraih jika seseorang selalu beramal baik dan taat kepada Allah selama seribu bulan. ak ada seorang pun yang tahu persis kapan malam itu akan datang, satu hal yang kita tahu bahwa malam itu terdapat pada Bulan Ramadhan dimalam ganjil pada 10 hari terakhir.

Berikut ini dapat diamalkan pada malam lailatul qadar (sebaiknya mulai tengah malam) :

1. Sembahyang sunat wudu’.

2. Sembahyang sunat hajat , berdoa minta dipertemukan Allah dengan malam Lailatul Qadar.

3. Membaca al-Quran.

4. Istighfar:
ASTAGHFIRULLAAHAL’AZHIIMA WA ATUUBU ILAIHI

5. Zikrullah:
LAA ILAAHA ILLALLAAH(U); LAA ILAAHA ILLALLAAHU MUHAMMADAN (R)-RASUULULLAAH (I); ALLAAHU AKBAR

6. Bertasbih:
SUB-HAANALLAAHI WAL-HAMDULILLAAHI WA LAA ILAAHA ILLALLAAHU WALLAAHU AKBAR, WA LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAHIL’ALIYYIL’AZHIIM(I) ;SUB-HAANALLAAHI WA BIHAMDIHI SUB-HAANALLAAHIL’AZHIIM(I);SUB-HAANA RABBIYAL A’LAA
SUB-HAANA RABBIYAL’AZHIIMI WA BIHAMDIH(I)

7. Salawat:
ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD

8. Sembahyang sunat tahajjud.

9. Sembahyang sunat tasbih.
Orang yang bertemu dengan Lailatul Qadar dipercayai akan terus dingin badannya karena dihampiri oleh para malaikat (sebentar saja). Hendaklah segera membaca:

ALLAAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN KARIIM (UN) TUHIBBUL’AFWA FA’FU ‘ANNII

Rasulullah s.a.w telah bersabda yang bermaksud: “Barangsiapa beribadat sesaat pada malam Qadar, kira-kira selama seorang penggembala memerah susu kambingnya, maka adalah lebih disukai Allah daripada berpuasa setahun penuh. Demi Allah yang telah mengutus daku dengan hak menjadi nabi, sesungguhnya membaca satu ayat dari al-Quran pada malam Qadar adalah lebih disukai Allah daripada mengkhatamkannya pada malam-malam yang lain.”

Dari Aisyah r.a bahwa dia mengatakan, aku bertanya: “Ya Rasulullah, kalau aku bertepatan dengan malam Qadar, maka apakah yang patut aku baca? Jawab Rasulullah s.a.w.: Ucapkanlah:

ALLAAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN KARIIM (UN) TUHIBBUL’AFWA FA’FU ‘ANNII
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau adalah Tuhan Yang Maha Pemaaf lagi Pemurah, yang suka memberi kemaafan, maka maafkanlah aku.”

Tuesday, September 4, 2007

Bentuk Kenikmatan Surga Dan Penghuninya

1. Di surga terdapat sebatang pohon yang luas bayangannya tidak dapat ditempuh selama seratus tahun berkendaraan

Hadis riwayat Abu Hurairah, ia berkata: Dari Nabi, beliau bersabda:
"Allah berfirman: Aku sediakan untuk hamba-hamba-Ku yang saleh sesuatu yang belum pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah didengar oleh telinga serta tidak terbesit dalam hati manusia. Bukti kebenaran itu terdapat dalam Alquran, Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyenangkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (Shahih Muslim No.5050)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Dari Rasulullah saw. bahwa beliau bersabda:
"Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat sebatang pohon di mana seorang pengendara (harus) menempuh luas bayangannya selama seratus tahun." (Shahih Muslim No.5054)

Hadis riwayat Sahal bin Saad ra.: Dari Rasulullah saw., beliau bersabda:
"Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat sebatang pohon di mana (jika) seorang pengendara berjalan di bawah bayangannya selama seratus tahun, ia tidak dapat menempuhnya." (Shahih Muslim No.5055)

Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.: Dari Nabi saw., beliau bersabda:
"Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebatang pohon di mana (jika) seseorang menunggang kuda terlatih yang berlarinya selama seratus tahun tidak dapat menempuh luas bayangannya." (Shahih Muslim No.5056)

2. Diturunkannya keridaan Allah kepada penghuni surga, maka dia tidak akan murka kepada mereka selamanya

Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.: Bahwa Nabi saw. bersabda:
"Sesungguhnya Allah berfirman kepada penghuni surga: "Hai penghuni surga!" Mereka menjawab: "Kami penuhi seruan-Mu wahai Tuhan kami, dan segala kebaikan ada di sisi-Mu. " Allah melanjutkan: "Apakah kalian sudah merasa puas?" Mereka menjawab: "Kami telah merasa puas wahai Tuhan kami, karena Engkau telah memberikan kami sesuatu yang tidak Engkau berikan kepada seorang pun dari makhluk-Mu." Allah bertanya lagi: "Maukah kalian Aku berikan yang lebih baik lagi dari itu?" Mereka menjawab: "Wahai Tuhan kami, apa yang lebih baik dari itu?" Allah menjawab: "Akan Aku limpahkan keridaan-Ku atas kalian sehingga setelah itu Aku tidak akan murka kepada kalian untuk selamanya." (Shahih Muslim No.5057)

3. Penghuni surga saling melihat penghuni ghurfah (tempat yang tinggi di surga) seperti bintang yang terlihat di langit

Hadis riwayat Sahal bin Saad ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda:
"Sesungguhnya penghuni surga akan melihat ghurfah (tempat yang tinggi) di surga sebagaimana kalian melihat bintang di langit." (Shahih Muslim No.5058)

4. Rombongan yang pertama kali masuk surga itu seperti bulan purnama, sifat mereka dan pasangan mereka

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Abul Qasim saw. bersabda:
"Sesungguhnya rombongan yang pertama kali memasuki surga itu bagaikan bulan purnama, kemudian rombongan berikutnya seperti bintang yang terang-benderang di langit. Masing-masing mereka berpasangan dua orang yang sumsum betisnya terlihat dari dalam daging dan di dalam surga tidak ada seorang pun yang tidak berpasangan." (Shahih Muslim No.5062)

5. Sifat kemah-kemah surga dan anggota rumah tangga orang mukmin di dalamnya

Hadis riwayat Abu Musa Al-Asy`ari ra.: Dari Nabi saw., beliau bersabda:
"Sesungguhnya seorang mukmin mempunyai sebuah kemah di dalam surga yang terbuat dari satu mutiara yang berlubang, panjangnya enam puluh mil, dan orang seorang mukmin juga memiliki keluarga di dalamnya yang akan ia kunjungi padahal sebagian mereka tidak pernah melihat sebagian yang lain." (Shahih Muslim No.5070)

6. Kaum yang akan masuk surga, hati mereka seperti hati burung

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda:
"Allah menciptakan Adam dalam bentuknya setinggi enam puluh hasta. Setelah menciptakannya, Allah berkata: Pergilah dan ucapkanlah salam kepada kelompok itu, yaitu beberapa malaikat yang sedang duduk, dan dengarkanlah apakah jawaban mereka karena itulah ucapan selamat untukmu dan keturunanmu. Maka Adam pergi menghampiri lalu mengucapkan: "Semoga keselamatan menyertai kalian". Mereka menjawab: "Semoga keselamatan dan rahmat Allah menyertai kalian". Mereka menambahkan "rahmat Allah". Maka setiap orang yang memasuki surga itu seperti bentuk Adam yang tingginya enam puluh hasta. Seluruh makhluk setelah Adam terus berkurang tingginya sampai sekarang." (Shahih Muslim No.5075)

7. Panas dan dalamnya neraka Jahanam serta bagian tubuh yang dibakar api neraka

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Nabi saw. bersabda:
"Api kalian yang dinyalakan anak-cucu Adam adalah sepertujuh puluh dari panas api Jahanam. Para sahabat berkata: Demi Allah, bila sepanas ini saja sudah cukup wahai Rasulullah saw. Beliau bersabda: Sesungguhnya panas api tersebut masih tersisa sebanyak enam puluh sembilan bagian, panas masing-masing sama dengan api ini." (Shahih Muslim No.5077)

8. Neraka akan dihuni para penindas dan surga akan dihuni orang-orang yang lemah

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda:
"Neraka dan surga saling berdebat, lalu neraka berkata: Aku dimasuki oleh orang-orang yang suka menindas dan sombong. Surga berkata: Aku dimasuki oleh orang-orang yang lemah dan miskin. Lalu Allah berfirman kepada neraka: Kamu adalah siksa-Ku, Aku menyiksa denganmu siapa yang Aku kehendaki. (Atau Allah berfirman: Aku menimpakan bencana denganmu kepada orang yang Aku kehendaki). Dan Allah berfirman kepada surga: Kamu adalah rahmat-Ku, Aku limpahkan rahmat berupa kamu kepada siapa yang Aku kehendaki. Dan masing-masing kamu memiliki penghuninya sampai penuh." (Shahih Muslim No.5081)

Hadis riwayat Anas bin Malik ra.: Bahwa Nabi saw. bersabda:
"Neraka Jahanam selalu berkata: Apakah masih ada tambahan? Sehingga Allah Maha Suci lagi Maha Tinggi meletakkan telapak kaki-Nya, lalu Jahanam berkata: Cukup, cukup! Demi keagungan-Mu! Dan sebagiannya dikumpulkan kepada sebagian yang lain. " (Shahih Muslim No.5084)

Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda:
"Pada hari kiamat, maut akan didatangkan seperti seekor biri-biri yang berwarna keputih-putihan. (Abu Kuraib dalam periwayatannya menambahkan: Lalu dihentikan di antara surga dan neraka. Kemudian keduanya sepakat tentang isi hadis selanjutnya.) Kemudian diserukan: Wahai ahli surga, apakah kalian mengenal ini? Lalu mereka menjulurkan leher untuk melihat ke arah sang penyeru, kemudian menjawab: Ya, itu adalah maut! Kemudian diserukan lagi: Wahai ahli neraka, apakah kamu sekalian mengenal ini? Lalu mereka menjulurkan leher untuk melihat dan menjawab: Ya, itu adalah maut! Kemudian diperintahkan agar maut (kambing) itu disembelih, lalu diserukan lagi: Wahai ahli surga, keabadian yang tidak akan ada kematian lagi! Wahai ahli neraka, keabadian yang tidak akan ada kematian lagi! Kemudian Rasulullah saw. membacakan ayat: Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, yaitu ketika segala perkara telah diputus dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak pula beriman. Kemudian beliau menunjuk dunia dengan tangan beliau. "(Shahih Muslim No.5087)

Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda:
"Allah memasukkan ahli surga ke dalam surga dan ahli neraka ke dalam neraka, kemudian seorang penyeru berdiri di antara mereka dan berseru: Wahai ahli surga, tidak ada kematian. Wahai ahli neraka, tidak ada kematian. Masing-masing kekal abadi di tempatnya." (Shahih Muslim No.5088)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda:
"Gigi geraham atau gigi taring orang kafir itu sebesar gunung Uhud dan kekasaran kulitnya adalah sejauh perjalanan tiga hari. " (Shahih Muslim No.5090)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Rasulullah saw. bersabda:
"Jarak antara kedua bahu orang kafir di neraka itu sejauh perjalanan tiga hari dengan kendaraan yang cepat." (Shahih Muslim No.5091)

Hadis riwayat Haritsah bin Wahab ra.: Bahwa ia mendengar Nabi saw. bersabda:
"Maukah kalian aku beritahu tentang ahli surga? Para sahabat berkata: Mau. Rasulullah saw. bersabda: Yaitu setiap orang yang lemah dan melemahkan diri, seandainya ia bersumpah demi Allah, pasti akan dilaksanakan. Kemudian beliau bertanya lagi: Inginkah kamu sekalian aku beritahukan tentang ahli neraka? Mereka menjawab: Mau. Beliau bersabda: Yaitu setiap orang yang kejam, bengis dan sombong." (Shahih Muslim No.5092)

Hadis riwayat Abdullah bin Zam`ah ra., ia berkata: Rasulullah saw. pernah berkhutbah lalu menyebut seekor unta (milik Nabi Saleh) dan menyebutkan orang yang menyembelihnya kemudian membaca ayat: Ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka. Yang bangkit untuk membunuh unta itu adalah seorang yang terhormat di kalangan kaumnya, perusak dan kejam terhadap keluarganya, seperti Abu Zam`ah. Kemudian beliau juga menyebutkan kaum wanita dan memberikan nasihat untuk menghadapi mereka dan bersabda: Untuk apa seorang di antara kalian memukul istrinya. (Shahih Muslim No.5095)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda:
"Aku melihat Amru bin Luhai bin Qamaah bin Khindif, yakni nenek moyang Bani Kaab menarik ususnya di dalam neraka." (Shahih Muslim No.5096)

9. Kehancuran dunia dan manusia kelak akan dikumpulkan di hari kiamat

Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda:
"Pada hari kiamat manusia akan dikumpulkan dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang dan tidak berkhitan. Aku bertanya: Wahai Rasulullah, kaum wanita dan lelaki semuanya akan saling memandang satu sama lain? Beliau bersabda: Wahai Aisyah, keadaan saat itu lebih menegangkan sehingga mereka tidak akan saling memandang satu sama lain." (Shahih Muslim No.5102)

Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.: Bahwa ia mendengar Nabi saw. berkhutbah dan berkata: "Sesungguhnya kalian akan menemui Allah dengan berjalan kaki, tidak beralas kaki, telanjang dan tidak berkhitan." (Shahih Muslim No.5103)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Dari Nabi saw., beliau bersabda:
"Manusia akan dikumpulkan dalam tiga kelompok yang penuh harap dan rasa takut dan dua orang di atas satu unta, tiga orang di atas satu unta, empat orang di atas satu unta serta sepuluh orang di atas satu unta. Dan sisa mereka akan dikumpulkan bersama api neraka di mana setiap siang, malam, pagi dan sore hari selalu bersama mereka di mana saja mereka berada. " (Shahih Muslim No.5105)
10. Sifat hari kiamat

Hadis riwayat Ibnu Umar ra.: Dari Nabi saw. tentang ayat:
"Yaitu hari ketika manusia berdiri menghadap Tuhan semesta, beliau bersabda: Seorang dari mereka berdiri dalam air keringatnya yang mencapai pertengahan kedua telinganya." (Shahih Muslim No.5106)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda:
"Pada hari kiamat nanti air keringat akan mengalir di tanah sepanjang tujuh puluh depa dan akan menggenang setinggi mulut atau setinggi telinga mereka. Tsaur (perawi hadis) meragukan mana yang disebutkan Nabi." (Shahih Muslim No.5107)

11. Orang mati akan diperlihatkan tempatnya kelak di surga atau neraka, kepastian siksa kubur dan permohonan perlindungan dari siksa kubur

Hadis riwayat Ibnu Umar ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda:
"Sesungguhnya apabila seorang di antara kamu sekalian mati akan diperlihatkan tempatnya setiap pagi dan sore. Jika ia termasuk ahli surga, maka akan diperlihatkan surga, kalau termasuk ahli neraka, maka akan diperlihatkan neraka, lalu dikatakan: Inilah tempatmu nanti bila Allah telah membangkitkanmu di hari kiamat." (Shahih Muslim No.5110)

Hadis riwayat Abu Ayyub ra., ia berkata: Rasulullah saw. keluar ketika matahari telah terbenam, kemudian beliau mendengar sebuah suara dan bersabda: "(Itu suara) orang Yahudi yang sedang disiksa di dalam kuburnya. "(Shahih Muslim No.5114)

Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata: Nabi saw. bersabda:
"Sesungguhnya seorang hamba jika telah diletakkan di dalam kuburnya dan teman-temannya sudah meninggalkannya, ia akan mendengar suara sandal mereka. Kemudian ia didatangi dua malaikat lalu mendudukkannya dan bertanya: Apa pendapatmu tentang lelaki ini (Muhammad saw.)? Adapun orang mukmin, maka ia akan menjawab: Aku bersaksi bahwa dia adalah seorang hamba Allah dan utusan-Nya. Maka dikatakan kepadanya: Lihatlah tempatmu di neraka, Allah telah menggantinya dengan tempat di surga. Lalu Nabi saw. melanjutkan sabdanya: Maka ia dapat melihat keduanya." (Shahih Muslim No.5115)

Hadis riwayat Barra' bin Azib ra.: Dari Nabi saw., beliau membacakan firman Allah:
"Allah meneguhkan iman orang-orang mukmin dengan ucapan yang teguh. Kemudian beliau bersabda: Ayat ini turun mengenai siksa kubur. Ditanyakan kepada orang mukmin: Siapakah Tuhanmu? Ia menjawab: Tuhanku Allah dan nabiku Muhammad saw. Itulah yang dimaksudkan dengan firman Allah: Allah meneguhkan iman orang-orang mukmin dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan dunia dan akhirat." (Shahih Muslim No.5117)

12. Penghitungan amal perbuatan (hisab)

Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: "Barang siapa yang dihisab pada hari kiamat, maka ia akan disiksa. Aku bertanya: Bukankah Allah berfirman: Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah. Beliau menjawab: Yang demikian bukanlah hisab, tapi itu hanyalah sekedar berdiri di hadapan Allah karena barang siapa yang diperiksa perhitungan amalnya di hari kiamat, maka ia akan disiksa. " (Shahih Muslim No.5122)

13. Perintah berbaik sangka terhadap Allah ketika hampir mati

Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Jika Allah menghendaki siksaan untuk suatu kaum, maka siksaan tersebut akan menimpa orang-orang yang ada di tengah-tengah mereka, kemudian mereka akan dibangkitkan sesuai dengan amalnya. " (Shahih Muslim No.5127)